Cadangan Minyak Mentah AS Naik, Harga Minyak Loyo Lagi

Roy Franedya & Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
31 May 2018 09:48
Harga minyak kembali tertekan pada pagi ini, di mana brent yang menjadi acuan di Eropa bergerak melemah 0,52% ke US$77,10/barel hingga pukul 09.00 WIB hari ini.
Foto: skkmigas.go.id
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak kembali tertekan pada pagi ini, di mana brent yang menjadi acuan di Eropa bergerak melemah 0,52% ke US$77,10/barel hingga pukul 09.00 WIB hari ini. Di waktu yang sama, light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) juga turun 0,29% ke US$68,01/barel.

Harga minyak dunia gagal melanjutkan momen penguatannya sebesar 2% lebih pada perdagangan kemarin, Rabu (30/5/2018). Terkoreksinya harga sang emas hitam pada hari ini diakibatkan oleh kejutan peningkatan cadangan minyak mentah AS, serta masih adanya ekspektasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya untuk menaikkan produksi minyak mentahnya.
Cadangan Minyak Mentah AS Naik, Harga Minyak Loyo LagiFoto: CNBC Indonesia

Sebelumnya, harga minyak mendapatkan energi dari positif dari Bank Sentral Rusia yang menegaskan bahwa harga minyak yang rendah akan mengancam ekonomi Negeri Beruang Merah.

"Faktor penting dalam perekonomian Rusia adalah risiko penurunan harga minyak. Misalnya karena peningkatan produksi di AS," sebut pernyataan Bank Sentral Rusia, seperti dilansir Reuters.

Pernyataan ini muncul tidak lama setelah beredarnya rencana Rusia dan Arab Saudi untuk mengurangi dosis pemangkasan produksi yang dilakukan sejak 2017, untuk mengompensasi penurunan pasokan minyak dari Venezuela dan Iran. Produksi minyak Venezuela memang sedang turun akibat krisis ekonomi-sosial-politik. Sementara Iran di ambang pengenaan sanksi ekonomi setelah AS keluar dari perjanjian nuklir.

Reliance Industries Ltd, pemilik kilang minyak terbesar dunia yang berbasis di India, bahkan sudah berencana untuk tidak membeli minyak dari Iran. Langkah ini ditempuh setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir. Reliance sepertinya tidak ingin namanya ikut terseret karena berbisnis dengan Negeri Persia yang mungkin tidak lama lagi akan mendapatkan sanksi ekonomi.

OPEC dan rekan-rekannya juga sempat dikabarkan akan tetap melanjutkan kesepakatan pemangkasan produksi minyak mentah hingga akhir tahun ini, namun siap untuk melakukan penyesuaian secara bertahap untuk mengompensasi terjadinya kelangkaan pasokan, menurut sumber yang familiar dengan Arab Saudi, seperti dikutip dari CNBC International.

Akibat perkembangan tersebut, kekhawatiran pelaku pasar akan kembali membanjirnya pasokan minyak global, sedikit mereda. Harga minyak pun terkerek naik hingga 2% lebih, pada perdagangan kemarin. Namun, perkasanya harga minyak tersebut nampaknya hanya sementara.

Harga minyak kembali dalam posisi tertekan setelah secara American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa cadangan minyak mentah Negeri Paman Sam meningkat hingga 1 juta barel di sepanjang pekan lalu menjadi 434,9 juta barel.

Padahal, analis memprediksikan cadangan minyak mentah AS menurun sebesar 525.000 barel, seperti dikutip dari CNBC International. Sebagai informasi, data resmi dari Pemerintah AS akan diumumkan pada malam ini pukul 22.00 WIB.

Selain kejutan tersebut, lemahnya harga minyak dipengaruhi oleh masih terbukanya kemungkinan OPEC dan produsen non-OPEC (termasuk Rusia) untuk menggenjot produksi minyak mentahnya hingga 1 juta barel per hari (bph). OPEC sendiri akan melakukan pertemuan rutin di Vienna pada 22 Juni mendatang, untuk memutuskan langkah berikutnya terkait produksi minyak mentahnya.

"Dengan pertemuan OPEC masih berjarak 3 minggu lagi, harga minyak akan tetap sensitif terhadap pemberitaan yang ada," tegas laporan Bank ANZ, seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (31/05/2018).

TIM RISET CNBC INDONESIA



Next Article Sedikit Lagi Harga Minyak Tembus US$80/barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular