
Tony Fernandes Diperiksa Polisi India, Saham AirAsia Nyungsep
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
30 May 2018 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham AirAsia di Bursa Saham Malaysia dan Indonesia anjlok setelah polisi India menyelidiki Tony Fernandes dalam kasus dugaan korupsi dan pelanggaran peraturan.
Pada perdagangan Rabu (30/5/2018) di Bursa Saham Malaysia, harga saham AirAsia turun 6,3% menjadi 3,1 Ringgit, dibandingkan penutupan sehari sebelumnya 3,31 Ringit. Hingga pukul 13.44 WIB, saham AirAsia diperdagangkan di rentang 3,1 Ringgit sampai 3,37 Ringgit.
Sementara di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Air Asia Indonesia dengan kode CMPP turun 6,4% menjadi Rp320, dari penutupan sebelumnya Rp342. Saham AirAsia diperdagangan dalam rentang Rp320 sampai Rp356.
Sebelumnya, Polisi India pada Selasa (29/5/2018) mengungkapkan adanya kasus terkait AirAsia Group Berhad, di mana CEO Tony Fernandes dan entitas lokal yakni AirAsia India, dituduh terlibat korupsi dan melanggar peraturan untuk mendapatkan lisensi penerbangan.
Dikutip dari Reuters, Selasa (29/5/2018), Central Bureau of Investigation (CBI) menuduh AirAsia, sejumlah karyawan dan pihak ketiga melanggar peraturan foreign direct investment (FDI) ketika mendapatkan lisensi, dan menyuap pemerintah agar AirAsia India dapat melayani penerbangan internasional.
[Gambas:Video CNBC]
Terkait dengan hal ini, AirAsia India membantah segala tuduhan telah melakukan hal yang salah dan akan bekerja sama dengan regulator dan CBI untuk memaparkan fakta sebenarnya. Induk usaha, AirAsia, dan Fernandes tidak merespons email.
Investigas polisi ini merupakan pukulan bagi AirAsia yang berencana menambah pesawat baru di India untuk ekspansi.
Adapun CBI menyatakan Fernandes dan pihak lainnya memilih untuk melanggar kerangka legal dan kebijakan dalam sektor aviasi di India, serta melobi pemerintah untuk mendapatkan persetujuan yang beberapa di antaranya dilakukan secara tidak transparan.
AirAsia asal Malaysia bersama dengan Tata Sons meluncurkan operasional di India pada 2014. Saat itu, peraturan penerbangan India mewajibkan AirAsia India harus beroperasi melayani rute domestik selama lima tahun dan mengoperasikan 20 pesawat sebelum diizinkan membuka penerbangan internasional.
(hps) Next Article LIVE NOW! Tony Fernandes & Lika-Liku Bisnis Penerbangan
Pada perdagangan Rabu (30/5/2018) di Bursa Saham Malaysia, harga saham AirAsia turun 6,3% menjadi 3,1 Ringgit, dibandingkan penutupan sehari sebelumnya 3,31 Ringit. Hingga pukul 13.44 WIB, saham AirAsia diperdagangkan di rentang 3,1 Ringgit sampai 3,37 Ringgit.
Sementara di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Air Asia Indonesia dengan kode CMPP turun 6,4% menjadi Rp320, dari penutupan sebelumnya Rp342. Saham AirAsia diperdagangan dalam rentang Rp320 sampai Rp356.
Dikutip dari Reuters, Selasa (29/5/2018), Central Bureau of Investigation (CBI) menuduh AirAsia, sejumlah karyawan dan pihak ketiga melanggar peraturan foreign direct investment (FDI) ketika mendapatkan lisensi, dan menyuap pemerintah agar AirAsia India dapat melayani penerbangan internasional.
[Gambas:Video CNBC]
Terkait dengan hal ini, AirAsia India membantah segala tuduhan telah melakukan hal yang salah dan akan bekerja sama dengan regulator dan CBI untuk memaparkan fakta sebenarnya. Induk usaha, AirAsia, dan Fernandes tidak merespons email.
Investigas polisi ini merupakan pukulan bagi AirAsia yang berencana menambah pesawat baru di India untuk ekspansi.
Adapun CBI menyatakan Fernandes dan pihak lainnya memilih untuk melanggar kerangka legal dan kebijakan dalam sektor aviasi di India, serta melobi pemerintah untuk mendapatkan persetujuan yang beberapa di antaranya dilakukan secara tidak transparan.
AirAsia asal Malaysia bersama dengan Tata Sons meluncurkan operasional di India pada 2014. Saat itu, peraturan penerbangan India mewajibkan AirAsia India harus beroperasi melayani rute domestik selama lima tahun dan mengoperasikan 20 pesawat sebelum diizinkan membuka penerbangan internasional.
(hps) Next Article LIVE NOW! Tony Fernandes & Lika-Liku Bisnis Penerbangan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular