
Internasional
Tony Fernandes Diselidiki Polisi India Karena Tuduhan Suap
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
29 May 2018 23:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi India pada Selasa (29/5/2018) mengungkapkan adanya kasus terkait AirAsia Group Berhad, di mana CEO Tony Fernandes dan entitas lokal yakni AirAsia India, dituduh terlibat korupsi dan melanggar peraturan untuk mendapatkan lisensi penerbangan.
Dikutip dari Reuters, Selasa (29/5/2018), Central Bureau of Investigation (CBI) menuduh AirAsia, sejumlah karyawan dan pihak ketiga melanggar peraturan foreign direct investment (FDI) ketika mendapatkan lisensi, dan menyuap pemerintah agar AirAsia India dapat melayani penerbangan internasional.
Terkait dengan hal ini, AirAsia India membantah segala tuduhan telah melakukan hal yang salah dan akan bekerja sama dengan regulator dan CBI untuk memaparkan fakta sebenarnya. Induk usaha, AirAsia, dan Fernandes tidak merespons email.
Investigas polisi ini merupakan pukulan bagi AirAsia yang berencana menambah pesawat baru di India untuk ekspansi.
Adapun CBI menyatakan Fernandes dan pihak lainnya memilih untuk melanggar kerangka legal dan kebijakan dalam sektor aviasi di India, serta melobi pemerintah untuk mendapatkan persetujuan yang beberapa di antaranya dilakukan secara tidak transparan.
AirAsia asal Malaysia bersama dengan Tata Sons meluncurkan operasional di India pada 2014. Saat itu, peraturan penerbangan India mewajibkan AirAsia India harus beroperasi melayani rute domestik selama lima tahun dan mengoperasikan 20 pesawat sebelum diizinkan membuka penerbangan internasional.
(ray/ray) Next Article Pengumuman! AirAsia Ubah Nama Perusahaan, Ini Nama Barunya
Dikutip dari Reuters, Selasa (29/5/2018), Central Bureau of Investigation (CBI) menuduh AirAsia, sejumlah karyawan dan pihak ketiga melanggar peraturan foreign direct investment (FDI) ketika mendapatkan lisensi, dan menyuap pemerintah agar AirAsia India dapat melayani penerbangan internasional.
Terkait dengan hal ini, AirAsia India membantah segala tuduhan telah melakukan hal yang salah dan akan bekerja sama dengan regulator dan CBI untuk memaparkan fakta sebenarnya. Induk usaha, AirAsia, dan Fernandes tidak merespons email.
Adapun CBI menyatakan Fernandes dan pihak lainnya memilih untuk melanggar kerangka legal dan kebijakan dalam sektor aviasi di India, serta melobi pemerintah untuk mendapatkan persetujuan yang beberapa di antaranya dilakukan secara tidak transparan.
AirAsia asal Malaysia bersama dengan Tata Sons meluncurkan operasional di India pada 2014. Saat itu, peraturan penerbangan India mewajibkan AirAsia India harus beroperasi melayani rute domestik selama lima tahun dan mengoperasikan 20 pesawat sebelum diizinkan membuka penerbangan internasional.
(ray/ray) Next Article Pengumuman! AirAsia Ubah Nama Perusahaan, Ini Nama Barunya
Most Popular