
Suku Bunga Naik di Atas 25 bps Berdampak Negatif ke Pasar
Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 May 2018 11:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pasar sudah restore-in (sesuai ekspektasi) jika kembali kenaikan suku bunga sebesar 25 bps dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini. Namun, bila kenaikannya lebih besar akan berdampak negatif ke pasar saham.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan jika terjadi kenaikan suku bunga untuk kedua kalinya di bulan ini sudah melewati momentum kenaikan karena dampaknya sudah terjadi di awal. Namun, kenaikan yang di luar perkiraan pasar nantinya justru menambah sentimen negatif.
"Jadi sekarang akan berdampak berbeda jika naiknya setengah, jika naik seperempat hanya psikologis memenuhi ketinggalan terjadinya dampak ekonomi. Nah kita nunggu, sayangnya begitu suku bunga naik inflasinya merangkak," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (30/5).
Dia mengatakan bahwa kenaikan suku bunga merupakan musuh terbesar dari pasar saham. Sehingga jika terjadi kenaikan suku bunga hingga 50 bps maka akan berdampak pada kenaikan suku bunga bank. "Kalo 0,5% gak bisa bank tidak naikin lagi (bunga kredit)," kata dia.
Menurut dia, saat ini pasar saham sudah terlalu banyak dilingkupi oleh berbagai sentimen negatif global. Seperti isu perang dagang antara China dan Amerika Serikat, krisis Italia dan jatuhnya harga bank-bank besar dunia. Seluruh negara terkena dampak tersebut, tak terkecuali Indonesia.
Ditambah lagi dengan rebalancing (penataan kembali) portofolio indeks MSCI yang akan dilakuka pada akhir bulan ini yang kemungkinan akan mendilusi saham-saham di Indonesia. "China itu ada 230 aham seri A membuat US$ 5 miliar dari Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia pindah ke China tapi semuanya jadi satu tapi menurut saya dampak restore in-nya akan terjadi besok," jelas dia.
(roy) Next Article Rupiah Dihajar Dolar AS, Bos BEI: Suku Bunga Harus Naik!
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan jika terjadi kenaikan suku bunga untuk kedua kalinya di bulan ini sudah melewati momentum kenaikan karena dampaknya sudah terjadi di awal. Namun, kenaikan yang di luar perkiraan pasar nantinya justru menambah sentimen negatif.
Dia mengatakan bahwa kenaikan suku bunga merupakan musuh terbesar dari pasar saham. Sehingga jika terjadi kenaikan suku bunga hingga 50 bps maka akan berdampak pada kenaikan suku bunga bank. "Kalo 0,5% gak bisa bank tidak naikin lagi (bunga kredit)," kata dia.
Ditambah lagi dengan rebalancing (penataan kembali) portofolio indeks MSCI yang akan dilakuka pada akhir bulan ini yang kemungkinan akan mendilusi saham-saham di Indonesia. "China itu ada 230 aham seri A membuat US$ 5 miliar dari Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia pindah ke China tapi semuanya jadi satu tapi menurut saya dampak restore in-nya akan terjadi besok," jelas dia.
(roy) Next Article Rupiah Dihajar Dolar AS, Bos BEI: Suku Bunga Harus Naik!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular