LPEM UI: Kenaikan Suku Bunga BI Belum Mendesak

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 May 2018 08:48
LPEM Universitas Indonesia (UI) menilai kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral akan memiliki dampak yang kecil terhadap pertumbuhan ekonomi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Menguatnya sinyal kenaikan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) insidentil Bank Indonesia (BI) yang digelar hari ini, Rabu (30/5/2018), dianggap tidak terlalu mendesak untuk dilakukan.

Kepala Kajian Makro Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu menilai kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral akan memiliki dampak yang kecil terhadap pertumbuhan ekonomi.


"Saya berpendapat kenaikan ini tidak terlalu mendesak. Menurut saya, dampak kenaikan tingkat suku bunga ini terhadap pertumbuhan PDB [produk domestik bruto] 2018 akan terbatas," kata Febrio melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia.

Menurut dia, kenaikan suku bunga acuan BI secara tidak langsung mendorong suku bunga deposito terkerek lebih cepat dibandingkan kenaikan suku bunga pinjaman. Imbasnya, pendapatan bunga bersih (NIM) bank turun, pertumbuhan kredit berpotensi melambat.

"Pertumbuhan kredit di double digit akan sulit terjadi pada tahun ini," kata Febrio.

Namun, Febrio memandang kenaikan suku bunga acuan sudah tidak terelakkan. BI, sambung dia, saat ini semakin meyakini bahwa stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek sangat penting, khususnya untuk mengurangi ketidakpastian yang berdampak pada kinerja ekspor.

"Dengan berkurangnya depresiasi rupiah, harapannya impor tidak akan turun drastis dan ekspor masih bisa tumbuh," jelasnya.

Sebagai informasi, sinyal kenaikan suku bunga pada RDG tambahan ini begitu kuat sejalan dengan pernyataan Perry Warjiyo yang beberapa kali menyebut bank sentral akan ahead of the curve merespons pertemuan dewan gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, pada pertengahan Juni.

"RDG tambahan ini merumuskan kebijakan, sekaligus langkah untuk FOMC [Anggota Dewan Gubernur The Fed]. We want to be ahead of the curve," kata Perry awal pekan ini.


Adapun konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Pada RDG sebelumnya, BI pun telah menaikkan bunga acuannya sebesar 25 bps.
(prm) Next Article Gelar RDG Insidentil, BI Diramal Akan Naikkan Suku Bunga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular