
Perang Dagang dan Kisruh Italia Benamkan Bursa Saham Jepang
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 May 2018 09:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Jepang dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Perkembangan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China serta kisruh politik Italia membuat investor enggan bermain dengan instrumen berisiko seperti saham.
Pada Selasa (29/5/2018), indeks Nikkei 225 dibuka melemah 0,22% ke 22.431.95. Sementara indeks yang lebih luas yaitu Topix juga terkoreksi 0,21% ke 1.766,71.
Seiring perjalanan pasar, pelemahan bursa saham Jepang kian dalam. Pada pukul 09:20 WIB, Nikkei 225 sudah melemah hingga 0,9%.
Ada dua sentimen negatif yang menjadi pemberat bursa saham Asia hari ini, termasuk di Jepang. Pertama adalah perkembangan terbaru perang dagang AS-China. Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa China telah mencuri ide-ide milik AS.
Tudingan ini muncul karena aturan di China mewajibkan perusahaan asing di sana untuk berbagi teknologi dengan mitra lokal. AS menilai hal ini sebagai pemaksaan dan bisa membuat China untuk mendapatkan ide dari teknologi Negeri Paman Sam.
"Ini bukan hukum. China melalui regulasinya menghalalkan pemaksaan ini," tegas Dennis Shea, Duta Besar AS untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), seperti dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini bisa memperkeruh suasana AS-China yang sebenarnya tengah melakukan negosiasi perdagangan. Jika masing-masing pihak masih saling serang, maka bukan tidak mungkin akan berujung pada perang dagang lanjutan yaitu berbalas mengenakan bea masuk.
Kedua adalah gaduh politik di Italia. Presiden Italia Sergio Mattarella menolak nama calon Menteri Keuangan yang diajukan oleh koalisi Liga dan Gerakan Bintang Lima, yaitu Paolo Savona. Mattarella menolak karena Savona punya rekam jejak pernyataan bahwa Italia harus meninggalkan Zona Euro.
Situasi ini membuat politik Negeri Pizza menjadi penuh ketidakpastian. Bukan tidak mungkin aura populisme yang merebak di Italia bisa membawa negara ini keluar dari Uni Eropa.
Dua sentimen tersebut sudah cukup untuk membuat investor bersikap hati-hati dan cenderung bermain aman. Aset-aset berisiko seperti saham untuk sementara ditinggalkan, sehingga bursa Asia tenggelam dalam lautan merah. Termasuk Jepang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Bursa Tokyo Ditutup Turun, Saham Bank Berguguran
Pada Selasa (29/5/2018), indeks Nikkei 225 dibuka melemah 0,22% ke 22.431.95. Sementara indeks yang lebih luas yaitu Topix juga terkoreksi 0,21% ke 1.766,71.
Seiring perjalanan pasar, pelemahan bursa saham Jepang kian dalam. Pada pukul 09:20 WIB, Nikkei 225 sudah melemah hingga 0,9%.
Tudingan ini muncul karena aturan di China mewajibkan perusahaan asing di sana untuk berbagi teknologi dengan mitra lokal. AS menilai hal ini sebagai pemaksaan dan bisa membuat China untuk mendapatkan ide dari teknologi Negeri Paman Sam.
"Ini bukan hukum. China melalui regulasinya menghalalkan pemaksaan ini," tegas Dennis Shea, Duta Besar AS untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), seperti dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini bisa memperkeruh suasana AS-China yang sebenarnya tengah melakukan negosiasi perdagangan. Jika masing-masing pihak masih saling serang, maka bukan tidak mungkin akan berujung pada perang dagang lanjutan yaitu berbalas mengenakan bea masuk.
Kedua adalah gaduh politik di Italia. Presiden Italia Sergio Mattarella menolak nama calon Menteri Keuangan yang diajukan oleh koalisi Liga dan Gerakan Bintang Lima, yaitu Paolo Savona. Mattarella menolak karena Savona punya rekam jejak pernyataan bahwa Italia harus meninggalkan Zona Euro.
Situasi ini membuat politik Negeri Pizza menjadi penuh ketidakpastian. Bukan tidak mungkin aura populisme yang merebak di Italia bisa membawa negara ini keluar dari Uni Eropa.
Dua sentimen tersebut sudah cukup untuk membuat investor bersikap hati-hati dan cenderung bermain aman. Aset-aset berisiko seperti saham untuk sementara ditinggalkan, sehingga bursa Asia tenggelam dalam lautan merah. Termasuk Jepang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Bursa Tokyo Ditutup Turun, Saham Bank Berguguran
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular