Lawan Yen, Rupiah Menguat Lebih dari 1%

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
28 May 2018 13:30
Nilai tukar rupiah terhadap yen Jepang bergerak menguat pada perdagangan siang hari ini.
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yen Jepang bergerak menguat pada perdagangan siang hari ini. Penguatan ini didorong perkiraan kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia serta perekonomian di Negeri Sakura pada kuartal I-2018 yang cenderung melambat. 

Pada Senin (28/5/2018) pukul 13:10 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 127,64. Rupiah menguat 1,06% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. 

Reuters

Penguatan rupiah membuat harga jual yen di salah satu bank nasional berada di bawah Rp 130. Berikut data perdagangan hingga pukul 13:05 WIB:

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 125,44Rp 130,31
Bank BNIRp 124,72Rp 131,32
Bank BRIRp 126,86Rp 128,56
Bank BTNRp 122,00Rp 134,00
Bank BCARp 125,39Rp 131,99
        
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa nilai tukar rupiah telah menjauh dari nilai fundamental yang seharusnya. BI pun kemudian memutuskan untuk menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) insidentil pada 30 Mei, di luar jadwal RDG yang sudah ditetapkan.

Perry juga telah memberi sinyal bahwa bank sentral membuka ruang untuk menaikkan lagi suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate. Pada 17 Mei lalu, BI telah menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi Rp 4,5%. Namun kenaikan ini kurang direspons oleh pasar.

Salah satunya karena ada anggapan BI telah ketinggalan (behind the curve) karena bank sentral lain telah terlebih dulu menaikkan suku bunga. Kala sentimen negatif eksternal sudah menumpuk, keputusan BI menaikkan suku bunga dinilai sudah terlambat.

Terlebih Jelang rapat The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang, yang kemungkinan besar akan menghasilkan kenaikan suku bunga acuan, BI tidak mau lagi ketinggalan kereta.

"Untuk FOMC (Federal Open Market Commitee) meeting, we want to be ahead the curve," tegas Perry dalam konferensi pers hari ini. 

Di sisi lain, faktor perlambatan ekonomi di Negeri Sakura juga ikut mempengaruhi pergerakan yen terhadap rupiah. Ini terlihat dari rilis data inflasi di negara tersebut, yang pada periode Mei 2018 hanya 0,5% secara year-to-year (yoy). Masih jauh di bawah target Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yaitu 2%.

Rendahnya inflasi mencerminkan Jepang masih membutuhkan stimulus moneter untuk mendorong laju perekonomian. Artinya, kebijakan moneter masih akan akomodatif dan suku bunga mungkin masih bertahan rendah dalam waktu yang agak lama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Lawan Yen, Rupiah Melemah 0,25% ke Rp 126,91/JPY

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular