
Neraca Dagang Jepang Surplus, Yen Menguat Lawan Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 May 2018 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yen Jepang masih melemah. Rilis data perdagangan internasional periode April 2018 menjadi sentimen positif bagi mata uang Negeri Matahari Terbit.
Pada Senin (21/5/2018), JPY 1 dihargai Rp 127,74. Rupiah melemah tipis 0,09%.
Penguatan yen didorong oleh rilis data perdagangan internasional yang cukup memuaskan. Pada April 2018, ekspor Jepang tumbuh 7,8% secara year-on-year (YoY) sementara impor naik 5,9%. Neraca perdagangan pun mencatat surplus sebesar JPY 625,98 triliun, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu JPY triliun,25 miliar.
Peningkatan ekspor Jepang didukung oleh peralatan industri serta mobil dan suku cadangnya. Ekspor mobil naik 15,3% dan ekspor peralatan industri semikonduktor tumbuh 18,2%.
Sementara ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) tumbuh 4,3% dibandingkan periode yang sama pada 2017, dengan surplus perdagangan mencapai JPY 615,7 miliar. Hal ini membuat Jepang rentan terkena serangan kebijakan proteksionis khas Presiden AS Donald Trump.
Kinerja ekspor Jepang yang cukup apik pada April membuat prospek pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 akan lebih baik. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Jepang terkontraksi (minus) 0,2%.
Perkembangan ini mendorong investor masuk ke pasar keuangan Negeri Sakura. Akibatnya, aliran devisa lebih memihak kepada Jepang, sehingga yen pun menguat dan rupiah terdepresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Yen, Rupiah Melemah 0,25% ke Rp 126,91/JPY
Pada Senin (21/5/2018), JPY 1 dihargai Rp 127,74. Rupiah melemah tipis 0,09%.
![]() |
Penguatan yen didorong oleh rilis data perdagangan internasional yang cukup memuaskan. Pada April 2018, ekspor Jepang tumbuh 7,8% secara year-on-year (YoY) sementara impor naik 5,9%. Neraca perdagangan pun mencatat surplus sebesar JPY 625,98 triliun, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu JPY triliun,25 miliar.
Sementara ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) tumbuh 4,3% dibandingkan periode yang sama pada 2017, dengan surplus perdagangan mencapai JPY 615,7 miliar. Hal ini membuat Jepang rentan terkena serangan kebijakan proteksionis khas Presiden AS Donald Trump.
Kinerja ekspor Jepang yang cukup apik pada April membuat prospek pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 akan lebih baik. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Jepang terkontraksi (minus) 0,2%.
Perkembangan ini mendorong investor masuk ke pasar keuangan Negeri Sakura. Akibatnya, aliran devisa lebih memihak kepada Jepang, sehingga yen pun menguat dan rupiah terdepresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Yen, Rupiah Melemah 0,25% ke Rp 126,91/JPY
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular