
Newsletter
Korea Membara
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 May 2018 05:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam pada perdagangan kemarin. Faktor domestik sepertinya lebih berperan, karena sentimen eksternal justru cenderung negatif.
Kemarin, IHSG ditutup meroket 2,67%. Ini merupakan kenaikan harian tertinggi sepanjang 2018. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,3 triliun dengan volume sebanyak 8,4 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 448.124 kali.
Seluruh sektor saham kompak ditutup menguat, dipimpin oleh sektor jasa keuangan yang naik hingga 3,36% dan berkontribusi 54,9 poin dari total kenaikan IHSG yang sebesar 154,5 poin. Investor asing lagi-lagi membukukan beli bersih sebesar Rp 684,59 miliar.
Dari dalam negeri, nampaknya pelaku pasar hanyut dalam euforia disahkannya Perry Warjiyo sebagai Gubernur baru Bank Indonesia (BI). Dia mendeklarasikan akan mencoba menyeimbangkan antara stabilitas dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya akan bawa BI untuk secara penuh menjalankan mandat menjaga stabilitas perekonomian. Secara khusus, stabilitas ini dengan menjaga inflasi dan nilai tukar. Saya akan tetap mendukung upaya pertumbuhan, saya adalah pro-stability dan pro-growth," jelas Perry.
Ia menyampaikan ada 5 instrumen yang diprioritaskan untuk mendukung kebijakan pro growth dan pro stability tersebut. Namun, satu instrumen akan difokuskan untuk menjaga stabilitas.
Pernyataan Perry tersebut nampaknya telah cukup untuk menenangkan pelaku pasar. Sampai dengan penutupan perdagangan, rupiah menguat 0,51% di pasar spot ke Rp 14.130/US$.
Selain itu, penguatan IHSG juga ditunjang oleh aksi borong yang dilakukan investor. Sampai perdagangan kemarin, IHSG sudah melemah 6,44% sejak awal tahun. Koreksi yang cukup dalam ini membuat harga aset menjadi lebih terjangkau dan siap diborong.
Sementara dari sisi eksternal, muncul perkembangan negatif dari sektor perdagangan. Amerika Serikat (AS) berencana mengenakan bea masuk baru untuk produk otomotif. Hal ini semakin memperkeruh situasi, karena negosiasi perdagangan AS-China pun menemui jalan terjal nan berbatu.
"Sudah cukup bukti yang menyebutkan bahwa selama puluhan tahun produk impor telah merusak industri dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan investigasi secara menyeluruh, adil, dan transparan," tegas Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS, seperti dikutip dari Reuters.
Saat ini, AS menerapkan tarif bea masuk untuk mobil dan suku cadangnya sebesar 2,5%. Ross belum menyebut rencana tarif baru, tetapi dia menyatakan itu sudah tidak sesuai.
Ketika produk otomotif dikenakan bea masuk baru, maka akan berdampak cukup signifikan kepada perusahaan-perusahaan otomotif asal Jepang atau Korea Selatan. Hal ini lantas menambah rumit situasi yang sebelumnya sudah cukup panas, setelah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengumumkan bahwa Jepang, Rusia, dan Turki telah memberitahu AS mengenai potensi penerapan bea masuk bagi produk ekspor asal Negeri Adidaya tersebut.
Dinamika ini membuat bursa saham regional cenderung merah pada akhir perdagangan kemarin. Indeks Nikkei 225 anjlok 1,11%, Shanghai Composite turun 0,44%, Kospi melemah 0,24%, SET (Thailand) terkoreksi 1,2%, dan KLCI (Malaysia) berkurang 1,58%.
Kemarin, IHSG ditutup meroket 2,67%. Ini merupakan kenaikan harian tertinggi sepanjang 2018. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,3 triliun dengan volume sebanyak 8,4 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 448.124 kali.
Seluruh sektor saham kompak ditutup menguat, dipimpin oleh sektor jasa keuangan yang naik hingga 3,36% dan berkontribusi 54,9 poin dari total kenaikan IHSG yang sebesar 154,5 poin. Investor asing lagi-lagi membukukan beli bersih sebesar Rp 684,59 miliar.
Dari dalam negeri, nampaknya pelaku pasar hanyut dalam euforia disahkannya Perry Warjiyo sebagai Gubernur baru Bank Indonesia (BI). Dia mendeklarasikan akan mencoba menyeimbangkan antara stabilitas dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya akan bawa BI untuk secara penuh menjalankan mandat menjaga stabilitas perekonomian. Secara khusus, stabilitas ini dengan menjaga inflasi dan nilai tukar. Saya akan tetap mendukung upaya pertumbuhan, saya adalah pro-stability dan pro-growth," jelas Perry.
Ia menyampaikan ada 5 instrumen yang diprioritaskan untuk mendukung kebijakan pro growth dan pro stability tersebut. Namun, satu instrumen akan difokuskan untuk menjaga stabilitas.
Pernyataan Perry tersebut nampaknya telah cukup untuk menenangkan pelaku pasar. Sampai dengan penutupan perdagangan, rupiah menguat 0,51% di pasar spot ke Rp 14.130/US$.
Selain itu, penguatan IHSG juga ditunjang oleh aksi borong yang dilakukan investor. Sampai perdagangan kemarin, IHSG sudah melemah 6,44% sejak awal tahun. Koreksi yang cukup dalam ini membuat harga aset menjadi lebih terjangkau dan siap diborong.
Sementara dari sisi eksternal, muncul perkembangan negatif dari sektor perdagangan. Amerika Serikat (AS) berencana mengenakan bea masuk baru untuk produk otomotif. Hal ini semakin memperkeruh situasi, karena negosiasi perdagangan AS-China pun menemui jalan terjal nan berbatu.
"Sudah cukup bukti yang menyebutkan bahwa selama puluhan tahun produk impor telah merusak industri dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan investigasi secara menyeluruh, adil, dan transparan," tegas Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS, seperti dikutip dari Reuters.
Saat ini, AS menerapkan tarif bea masuk untuk mobil dan suku cadangnya sebesar 2,5%. Ross belum menyebut rencana tarif baru, tetapi dia menyatakan itu sudah tidak sesuai.
Ketika produk otomotif dikenakan bea masuk baru, maka akan berdampak cukup signifikan kepada perusahaan-perusahaan otomotif asal Jepang atau Korea Selatan. Hal ini lantas menambah rumit situasi yang sebelumnya sudah cukup panas, setelah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengumumkan bahwa Jepang, Rusia, dan Turki telah memberitahu AS mengenai potensi penerapan bea masuk bagi produk ekspor asal Negeri Adidaya tersebut.
Dinamika ini membuat bursa saham regional cenderung merah pada akhir perdagangan kemarin. Indeks Nikkei 225 anjlok 1,11%, Shanghai Composite turun 0,44%, Kospi melemah 0,24%, SET (Thailand) terkoreksi 1,2%, dan KLCI (Malaysia) berkurang 1,58%.
Next Page
Bara Korea Bikin Wall Street Merana
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular