Perry Warjiyo: Saya Perkuat Langkah Redam Gejolak Rupiah!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 May 2018 11:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan siap memperkuat langkah untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kebijakan jangka pendek.
"Prioritas saya di BI dalam jangka pendek ini perkuat langkah stabilitas rupiah dalam jangka pendek," kata Perry di Gedung MA, Kamis (24/5/2018).
"Rupiah tertekan sejak awal Februari lebih banyak karena tekanan eksternal," tegas Perry.
Dijelaskan Perry, kondisi ekonomi domestik cukup baik. Inflasi di akhir tahun ditargetkan 3,6%. Sedangkan inflasi inti di 3,2%.
"Jadi rendah. Di awal tahun pertumbuhan 5,06% tapi Insyallah triwulan III dan IV akan naik," katanya.
"Perkiraan kami 5,2% full year untuk pertumbuhan ekonomi 2018," tuturnya.
Lebih jauh Perry menjelaskan, tak maksimalnya pertumbuhan ekonomi 2018 lebih disebabkan faktor eksternal. Menurutnya, fenomena kenaikan US Tresury atau obligasi negara AS membuat dolar yang sangat kuat terhadap seluruh mata yang dunia.
Sementara dari dalam negeri lagi, Perry optimistis fundamental terjaga. Secara keseluruhan Perry mengatakan, tahun ini defisit transaksi berjalan tak lebih 2,5% dari PDB.
"Kami akan prioritaskan kebijakan moneter untuk stabilkan kurs," tegasnya.
(dru/dru) Next Article Perry Warjiyo dan 5 Resep 'Jamu' Moneter dari Solo
"Prioritas saya di BI dalam jangka pendek ini perkuat langkah stabilitas rupiah dalam jangka pendek," kata Perry di Gedung MA, Kamis (24/5/2018).
"Rupiah tertekan sejak awal Februari lebih banyak karena tekanan eksternal," tegas Perry.
"Jadi rendah. Di awal tahun pertumbuhan 5,06% tapi Insyallah triwulan III dan IV akan naik," katanya.
"Perkiraan kami 5,2% full year untuk pertumbuhan ekonomi 2018," tuturnya.
Lebih jauh Perry menjelaskan, tak maksimalnya pertumbuhan ekonomi 2018 lebih disebabkan faktor eksternal. Menurutnya, fenomena kenaikan US Tresury atau obligasi negara AS membuat dolar yang sangat kuat terhadap seluruh mata yang dunia.
Sementara dari dalam negeri lagi, Perry optimistis fundamental terjaga. Secara keseluruhan Perry mengatakan, tahun ini defisit transaksi berjalan tak lebih 2,5% dari PDB.
"Kami akan prioritaskan kebijakan moneter untuk stabilkan kurs," tegasnya.
(dru/dru) Next Article Perry Warjiyo dan 5 Resep 'Jamu' Moneter dari Solo
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular