Rupiah Menguat, Euro Dijual di Bawah Rp 17.000

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
23 May 2018 13:36
Penguatan ini didorong oleh kondisi politik di kawasan Uni Eropa.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap euro pada perdagangan siang hari ini bergerak menguat. Penguatan ini didorong oleh kondisi politik di kawasan Uni Eropa. 

Pada Senin (21/5/2018) pukul 13:10 WIB, EUR 1 dibanderol Rp 16.693,36. Rupiah bergerak menguat 0,02% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. 

Penguatan rupiah menyebabkan harga jual euro di beberapa bank nasional kembali di bawah Rp 17.000. Berikut data perdagangan terbaru hingga pukul 13:20 WIB:
 
BankHarga BeliStatusHarga JualStatus
Bank MandiriRp 16.439,00NaikRp 16.859,00Naik
Bank BNIRp 16.497,00TurunRp 16.913,00Turun
Bank BRIRp 16.609,12NaikRp 16.820,50Naik
Bank BTNRp 16.504,00StagnanRp 16.776,00Stagnan
Bank BCARp 16.446,00TurunRp 16.877,00Turun
 
Situasi politik di kawasan Uni Eropa masih kurang stabil karena ketegangan di Italia. Dua partai oposisi di negara tersebut mendukung rencana pemerintah untuk menerapkan kebijakan fiskal ekspansif. Hal ini kontradiksi dengan keinginan parlemen dari Uni Eropa yang berharap Italia lebih disiplin dalam mengatur fiskal dengan bercermin pada kejadian 2010. 

Pada 2010, Italia mengalami krisis fiskal yang sempat menyebabkan pasar keuangan global guncang. Saat itu Italia tidak sendiri, karena Portugal, Irlandia, Yunani, dan Spanyol pun mengalami masalah serupa.

Namun, Italia bersikeras dengan keinginan tersebut, Akibatnya muncul isu bahwa Negeri Pizza ingin keluar dari Uni Eropa karena tidak ingin kebijakannya diintervensi.

Sentimen pelemahan euro juga datang dari perkiraan kondisi ekonomi Uni Eropa pada kuartal II-2018. Salah satunya indikatornya adalah perkembangan sektor industri khususnya manufaktur.

Konsensus Reuters memperkirakan indeks pertumbuhan industri manufaktur (Markit Manufacturing Flash PMI) hanya sebesar 56, atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 56,2. Kondisi ini menimbulkan spekulasi bahwa pertumbuhan industri cenderung melambat sehingga berpotensi menahan laju perekonomian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Melemah 0,03%, Rupiah Belum Mampu Taklukkan Euro

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular