Kapitalisasi Pasar Bank BUKU IV Raib Rp 85 T Dalam Sepekan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 May 2018 15:40
Sektor jasa keuangan menjadi salah satu yang mempengaruhi penurunan IHSG dalam sepekan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - IHSG anjlok hingga 2,91% sepanjang pekan ini ke level 5.783,31. Secara sektoral, saham-saham yang berpengaruh signifikan bagi koreksi IHSG datang dari sektor jasa keuangan.

Sepanjang pekan ini, saham-saham bank yang masuk dalam kategori BUKU IV gencar dilepas oleh investor.

Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) anjlok 8,5% sepanjang minggu ini menjadi Rp 7.575/saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) anjlok 7% menjadi Rp 2.940/saham, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok 5,6% menjadi Rp 6.800/saham, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) anjlok 4,6% menjadi Rp 21.700/saham, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melemah 2,5% menjadi Rp 965/saham.

Akibat dari anjloknya harga saham, kapitalisasi pasar kelima emiten bank BUKU IV tersebut tergerus signifikan.

Kapitalisasi pasar BBRI berkurang Rp 26,9 triliun, BBCA berkurang Rp 25,6 triliun, BMRI berkurang Rp 18,5 triliun, BBNI berkurang Rp 12,9 triliun, dan BNGA berkurang Rp 622 miliar. Jika ditotal, sebanyak Rp 85 triliun menguap dari kelima emiten tersebut.

Kenaikan suku bunga acuan menjadi momok bagi saham-saham emiten perbankan. Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan berpotensi menekan kinerja keuangan mereka.



Ketika suku bunga acuan dinaikkan, bank akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga deposito dan kredit. Masalahnya, dengan kondisi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, kenaikan suku bunga kredit akan membuat masyarakat dan pelaku usaha berpikir dua kali dalam menarik pinjaman. Pada akhirnya, profitabilitas dari bank-bank menjadi taruhannya.

Dalam kondisi suku bunga acuan yang lebih rendah seperti kemarin saja, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 8,5% YoY per akhir Maret 2018, lebih rendah dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 9,2% YoY. Realisasi tersebut juga jauh di bawah target BI untuk tahun ini yang berada di kisaran dua digit.

Kemudian, ada persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan dapat terjadi lagi, seiring dengan rupiah yang justru bergerak melemah pada perdagangan kemarin. Apalagi, sinyal mengenai hal ini juga sudah diberikan oleh pimpinan bank sentral.

"Kalau seandainya kita keluarkan bauran kebijakan seperti sekarang ini, kalau kondisi mengharuskan untuk kami kembali melakukan penyesuaian, maka kami tidak ragu," tegas Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada hari Kamis (17/5/2018).

Jika suku bunga acuan kembali dinaikkan, maka penyaluran kredit bisa semakin mampet dan bank-bank akan semakin merana. Sebagai catatan, dari 5 emiten perbankan yang masuk dalam kategori BUKU IV, hanya BNGA yang laba bersih kuartal-I nya bisa menyamai ekspektasi pelaku pasar.

(ray/ray) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular