
Harga Batu Bara Naik 5 Hari Beruntun, Saham Tambang Melaju
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
17 May 2018 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka ditutup menguat 0,34% ke US$104,60/ton pada perdagangan kemarin, masih didukung oleh ekspektasi kuatnya konsumsi batu bara di China, serta melambungnya harga minyak dunia.
Dengan catatan itu, batu bara sudah menguat selama 5 hari berturut-turut, dan saat ini sudah mencapai titik tertingginya sejak awal Februari 2018.
Mengutip data dari China Coal Transport & Distribution Association, konsumsi batu bara harian di 6 pembangkit listrik utama di Negeri Tirai Bambu tercatat sebesar 710.800 ton pada 16 Mei, atau mencapai level tertingginya sejak 9 Februari 2018 lalu.
Kuatnya konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik di Negeri Tirai Bambu tersebut didorong oleh datangnya periode heatwave (cuaca panas) ke dataran China, sehingga meningkatkan intensitas penggunaan listrik untuk alat pendingin ruangan.
Dari data ekonomi, produksi sektor industri China juga tumbuh 7% secara year-on-year (YoY) pada bulan April 2018, mampu melebihi konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 6,3% YoY. Hal ini lantas mengindikasikan momentum yang masih kuat di sektor industri Negeri Panda, meski data penjualan ritel dan investasi modal tetap, cenderung melambat.
Sentimen lainnya bagi penguatan harga batu bara adalah melambungnya harga minyak dunia didorong oleh sentimen pasokan minyak global yang semakin ketat, dan turunnya cadangan minyak Amerika Serikat (AS). Kemarin, brent bahkan menguat lebih dari 1%, hingga nyaris menyentuh US$80/barel.
Sebagai tambahan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga memproyeksikan adanya peningkatan permintaan minyak global pada tahun ini, mengacu pada pertumbuhan yang kuat di negara-negara maju pada kuartal I-2018. Konsumsi minyak dunia di sepanjang tahun 2018 diprediksi mencapai 98,85 juta barel per hari (bph), atau naik 1,65 juta bph dari tahun lalu.
Kuatnya ekspektasi permintaan untuk komoditas minyak mentah pada umumnya diikuti persepsi adanya peningkatan permintaan batu bara, khususnya apabila didorong oleh faktor makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang diestimasikan masih kuat.
Selain itu, naiknya harga minyak juga berpengaruh pada meningkatnya harga minyak diesel yang merupakan bahan baku penting untuk pertambangan batu bara. Alhasil, biaya produksi batu bara pun akan melonjak, dan akhirnya mengerek harga batu bara.
Positifnya performa harga batu bara tersebut lantas memberikan energi positif bagi emiten sektor pertambangan di bursa saham domestik. Menjelang penutupan perdagangan IHSG sesi I, harga saham PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 4,17% ke 1.875, PT. Indika Energy Tbl (INDY) tumbuh 2,58% ke 3.980, PT. United Tractors Tbk (UNTR) melonjak 4,96% ke 36.500, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menguat 3,01% ke 274, dan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 0,46% ke 27.550.
(RHG/RHG) Next Article China Serap Batu Bara Australia, Harga Berangsur Naik
Dengan catatan itu, batu bara sudah menguat selama 5 hari berturut-turut, dan saat ini sudah mencapai titik tertingginya sejak awal Februari 2018.
Mengutip data dari China Coal Transport & Distribution Association, konsumsi batu bara harian di 6 pembangkit listrik utama di Negeri Tirai Bambu tercatat sebesar 710.800 ton pada 16 Mei, atau mencapai level tertingginya sejak 9 Februari 2018 lalu.
Dari data ekonomi, produksi sektor industri China juga tumbuh 7% secara year-on-year (YoY) pada bulan April 2018, mampu melebihi konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 6,3% YoY. Hal ini lantas mengindikasikan momentum yang masih kuat di sektor industri Negeri Panda, meski data penjualan ritel dan investasi modal tetap, cenderung melambat.
![]() |
Data tersebut lantas mengonfirmasi sentimen masih kuatnya permintaan batu bara Negeri Tirai Bambu, bahkan dengan kebijakan pembatasan impor serta rencana untuk mengalihkan sumber energi ke energi bersih. Sebagai informasi, impor batu bara China periode Januari-April 2018 sudah meningkat 9,3% year-on-year (YoY) ke level 97,68 juta ton.
Nampaknya, masih banyak pembangkit listrik dan fasilitas industri di China yang bergantung pada si batu hitam. Sebagai catatan, meskipun menyandang status sebagai "sumber energi kotor", batu bara tetap menjadi bahan bakar yang paling banyak digunakan di dunia, khususnya di Benua Asia yang mengutilisasi 70% batu bara termal dunia saat ini.
Nampaknya, masih banyak pembangkit listrik dan fasilitas industri di China yang bergantung pada si batu hitam. Sebagai catatan, meskipun menyandang status sebagai "sumber energi kotor", batu bara tetap menjadi bahan bakar yang paling banyak digunakan di dunia, khususnya di Benua Asia yang mengutilisasi 70% batu bara termal dunia saat ini.
Sentimen lainnya bagi penguatan harga batu bara adalah melambungnya harga minyak dunia didorong oleh sentimen pasokan minyak global yang semakin ketat, dan turunnya cadangan minyak Amerika Serikat (AS). Kemarin, brent bahkan menguat lebih dari 1%, hingga nyaris menyentuh US$80/barel.
Sebagai tambahan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga memproyeksikan adanya peningkatan permintaan minyak global pada tahun ini, mengacu pada pertumbuhan yang kuat di negara-negara maju pada kuartal I-2018. Konsumsi minyak dunia di sepanjang tahun 2018 diprediksi mencapai 98,85 juta barel per hari (bph), atau naik 1,65 juta bph dari tahun lalu.
Kuatnya ekspektasi permintaan untuk komoditas minyak mentah pada umumnya diikuti persepsi adanya peningkatan permintaan batu bara, khususnya apabila didorong oleh faktor makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang diestimasikan masih kuat.
Selain itu, naiknya harga minyak juga berpengaruh pada meningkatnya harga minyak diesel yang merupakan bahan baku penting untuk pertambangan batu bara. Alhasil, biaya produksi batu bara pun akan melonjak, dan akhirnya mengerek harga batu bara.
Positifnya performa harga batu bara tersebut lantas memberikan energi positif bagi emiten sektor pertambangan di bursa saham domestik. Menjelang penutupan perdagangan IHSG sesi I, harga saham PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 4,17% ke 1.875, PT. Indika Energy Tbl (INDY) tumbuh 2,58% ke 3.980, PT. United Tractors Tbk (UNTR) melonjak 4,96% ke 36.500, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menguat 3,01% ke 274, dan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 0,46% ke 27.550.
(RHG/RHG) Next Article China Serap Batu Bara Australia, Harga Berangsur Naik
Most Popular