Penjelasan Mengapa Impor di April 2018 Cukup Deras
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 May 2018 15:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kebutuhan impor di April 2018 membuat defisit neraca perdagangaan Indonesia menjadi yang terburuk sejak 2014. Pada April 2018, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1,63 miliar.
Adapun nilai impor selama periode tersebut mencapai US$ 16,09 miliar, atau tumbuh 34,68% dari periode sama tahun lalu. Sementara itu, nilai ekspor tercatat hanya US$ 14,47 miliar, yang artinya tidak mampu mengkompensasi lonjakan impor di April 2018.
Lantas, apa yang menyebabkan impor naik begitu signifikan?
"Banyak importir yang sudah mengantisipasi lebaran dan puasa dengan peningkatan impornya. Mereka juga khawatir rupiah makin melemah. Mereka semacam sudah me-lock kurs di level sekarang," kata Ekonom Bank BCA David Sumual kepada CNBC Indonesia, Selasa (15/5/2018).
"Jadi wajar saja [impor] naik karena antisipasi rupiah melemah. Karena mereka khawatir lebih lemah lagi," katanya.
Berdasarkan data BPS, golongan impor bahan baku menjadi komponen yang naik cukup signifikan sebesar 78,96%. year on year (yoy) Kemudian, disusul dengan impor barang modal dan barang konsumsi yang masing-masing melambung hingga 40,81% yoy dan 38,01 yoy.
Ekonom Universitas indonesia Fithra Faisal Hastadi menilai, defisit neraca dagang di April tak lepas dari kinerja ekspor yang kurang memuaskan. Pelruasan pangsa pasar ekspor non migas yang baru, menjadi hal yang harus dilakukan ke depannya.
"Kekurangan kita selama ini adalah kurangnya membuka pasar baru. Jadi hanya mengendalikan pasar tradisional seperti AS dan China. Kita perlu memperluas pangsa pasar ekspor baru," jelasnya.
(dru) Next Article Neraca Dagang RI Mengecewakan, Di Mana Masalahnya?
Adapun nilai impor selama periode tersebut mencapai US$ 16,09 miliar, atau tumbuh 34,68% dari periode sama tahun lalu. Sementara itu, nilai ekspor tercatat hanya US$ 14,47 miliar, yang artinya tidak mampu mengkompensasi lonjakan impor di April 2018.
Lantas, apa yang menyebabkan impor naik begitu signifikan?
"Jadi wajar saja [impor] naik karena antisipasi rupiah melemah. Karena mereka khawatir lebih lemah lagi," katanya.
Berdasarkan data BPS, golongan impor bahan baku menjadi komponen yang naik cukup signifikan sebesar 78,96%. year on year (yoy) Kemudian, disusul dengan impor barang modal dan barang konsumsi yang masing-masing melambung hingga 40,81% yoy dan 38,01 yoy.
Ekonom Universitas indonesia Fithra Faisal Hastadi menilai, defisit neraca dagang di April tak lepas dari kinerja ekspor yang kurang memuaskan. Pelruasan pangsa pasar ekspor non migas yang baru, menjadi hal yang harus dilakukan ke depannya.
"Kekurangan kita selama ini adalah kurangnya membuka pasar baru. Jadi hanya mengendalikan pasar tradisional seperti AS dan China. Kita perlu memperluas pangsa pasar ekspor baru," jelasnya.
(dru) Next Article Neraca Dagang RI Mengecewakan, Di Mana Masalahnya?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular