
Gerakan Akrobatik Saham Properti Lippo setelah James Bicara
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
11 May 2018 07:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham properti Grup Lippo mengalami kenaikan cukup signifikan pada perdagangan Rabu (9/5/2018). Penjelasan CEO Lippo Grup James Riady terkait mega proyek Meikarta tampaknya menjadi pemicu kenaikan harga saham properti Grup Lippo, meskipun ditransaksikan dengan volume dan nilai yang tidak terlalu besar.
Saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) pada perdagangan Rabu naik 24,78% atau menyentuh batas atas auto rejection ke level Rp 2.090/saham. Nilai transaksi saham ini mencapai Rp 10,70 miliar dengan volumen transaksi 5,49 juta saham dan frekuensi 2.050 kali.
Kenaikan harga signifikan tersebut masih belum menghapus koreksi harga saham LPCK secara year-to-date sebesar 33,44%.
Demikian pula saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melonjak tiba-tiba saat pasar saham sesi I pada perdagangan hari Rabu. Harga saham naik 7,58% ke level Rp 426/saham dari harga Rp 388/saham.
Namun, harga saham pada hari itu akhirnya ditutup hanya naik 1,01% ke level Rp 400/saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 52,39 miliar dari volume sebanyak 126,45 juta saham dan frekuensi perdagangan mencapai 9.300 kali.
LPKR merupakan pemegang saham dari perusahaan yang mengembangkan mega proyek Meikarta. Proyek tersebut dimiliki oleh PT Mahkota Sentosa Utama yang sepenuhnya merupakan anak usaha dari LPCK. Saham LPCK dimiliki LPKR hingga 54%. Artinya kedua entitas ini punya pengaruh yang besar terhadap mega proyek Meikarta.
Sebelumnya sempat beredar rumor yang menyebutkan kontraktor pembangunan Meikarta berhenti mengerjakan proyek tersebut. Lalu, Grup Lippo dikabarkan melepas sebagian kepemilikan atas proyek tersebut.
CEO sekaligus pemilik Lippo Group, Jame Riady, membantah menjual proyek Meikarta. Dia menegaskan dari awal proyek Meikarta dikembangkan Lippo melalui skema kemitraan dengan berbagai investor.
Saat ini, sedang dibangun 92 tower apartemen di atas lahan seluas 84 hektare dari total 500 hektare yang merupakan pengembangan tahap pertama dari kota baru Meikarta. Dari 92 tower sebanyak 18 tower akan diserahterimakan kepada pembeli pada Desember 2018 atau Februari 2019.
Sebelumnya juga sempat beredar informasi terkait berhentinya pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor PT Total Bangun Persada Tbk disertai dengan "memo internal" yang ditujukan kepada 15 sub-kontraktor untuk menghentikan sementara kegiatan konstruksi per Senin 30 April 2018 sampai waktu yang akan diinformasikan kemudian.
Namun saham PT Total Bangun Persada Tbk mengklarifikasi melalui rilis yang dikeluarkan pada 1 Mei 2018 dan ditandatangani Sekretaris Perusahaan Mahmilan Sugiyo Warsana.
Menurut Mahmilan, perseroan mendapatkan kepercayaan untuk pekerjaan finishing di Tower EF pada Proyek Orange County. Pada setiap pekerjaan konstruksi dilaksanakan memenuhi persyaratan agar pembangunan dapat berjalan sesuai dengan mutu, waktu, dan biaya yang telah disepakati dengan pelanggan.
(hps) Next Article Waduh! Meikarta Digugat PKPU, Ada Utang Rp 7 T Belum Dibayar
Saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) pada perdagangan Rabu naik 24,78% atau menyentuh batas atas auto rejection ke level Rp 2.090/saham. Nilai transaksi saham ini mencapai Rp 10,70 miliar dengan volumen transaksi 5,49 juta saham dan frekuensi 2.050 kali.
Kenaikan harga signifikan tersebut masih belum menghapus koreksi harga saham LPCK secara year-to-date sebesar 33,44%.
Namun, harga saham pada hari itu akhirnya ditutup hanya naik 1,01% ke level Rp 400/saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 52,39 miliar dari volume sebanyak 126,45 juta saham dan frekuensi perdagangan mencapai 9.300 kali.
LPKR merupakan pemegang saham dari perusahaan yang mengembangkan mega proyek Meikarta. Proyek tersebut dimiliki oleh PT Mahkota Sentosa Utama yang sepenuhnya merupakan anak usaha dari LPCK. Saham LPCK dimiliki LPKR hingga 54%. Artinya kedua entitas ini punya pengaruh yang besar terhadap mega proyek Meikarta.
Sebelumnya sempat beredar rumor yang menyebutkan kontraktor pembangunan Meikarta berhenti mengerjakan proyek tersebut. Lalu, Grup Lippo dikabarkan melepas sebagian kepemilikan atas proyek tersebut.
CEO sekaligus pemilik Lippo Group, Jame Riady, membantah menjual proyek Meikarta. Dia menegaskan dari awal proyek Meikarta dikembangkan Lippo melalui skema kemitraan dengan berbagai investor.
Saat ini, sedang dibangun 92 tower apartemen di atas lahan seluas 84 hektare dari total 500 hektare yang merupakan pengembangan tahap pertama dari kota baru Meikarta. Dari 92 tower sebanyak 18 tower akan diserahterimakan kepada pembeli pada Desember 2018 atau Februari 2019.
Sebelumnya juga sempat beredar informasi terkait berhentinya pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor PT Total Bangun Persada Tbk disertai dengan "memo internal" yang ditujukan kepada 15 sub-kontraktor untuk menghentikan sementara kegiatan konstruksi per Senin 30 April 2018 sampai waktu yang akan diinformasikan kemudian.
Namun saham PT Total Bangun Persada Tbk mengklarifikasi melalui rilis yang dikeluarkan pada 1 Mei 2018 dan ditandatangani Sekretaris Perusahaan Mahmilan Sugiyo Warsana.
Menurut Mahmilan, perseroan mendapatkan kepercayaan untuk pekerjaan finishing di Tower EF pada Proyek Orange County. Pada setiap pekerjaan konstruksi dilaksanakan memenuhi persyaratan agar pembangunan dapat berjalan sesuai dengan mutu, waktu, dan biaya yang telah disepakati dengan pelanggan.
(hps) Next Article Waduh! Meikarta Digugat PKPU, Ada Utang Rp 7 T Belum Dibayar
Most Popular