Timur Tengah Memanas, Minyak Lanjutkan Penguatan Harga
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
10 May 2018 14:52
Jakarta CNBC Indonesia-Harga minyak mentah dunia melanjutkan kenaikannya pada perdagangan Kamis (10/5) siang ini, menyusul naiknya skala ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Pada perdagangan siang ini, harga minyak jenis light sweet (Nymex) untuk kontrak pengiriman Juni 2018 naik 0,74% ke US$ 71,67/barel, sementara minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2018 naik 0,72% ke posisi US$77,77/barel.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah muncul seiring dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memutuskan akan keluar dari kesepakatan program nuklir Iran yang ditekan pada 2015 lalu.
Selain itu, Israel yang merupakan sekutu utama AS pada Kamis menyerang posisi pasukan Iran yang membantu pemerintah Suriah memerangi pemberontak dan teroris ISIL, merespons serangan misil dari kubu Suriah ke dataran tinggi Golan.
Ini merupakan serangan pertama yang datang dari kubu Suriah ke Dataran Tinggi Golan setelah beberapa kali mereka tak merespon serangan sepihak Israel terhadap posisi Iran dan milisi Lebanon pendukung Iran yakni Hizbullah. Sebelumnya, Israel mengaku bertanggung-jawab atas serangan terhadap pangkalan militer T4 di Suriah yang menewaskan beberapa tentara Iran.
Pasar berspekulasi ketegangan tersebut akan mempengaruhi pasokan minyak ke pasar dunia, mengingat Iran merupakan salah satu pemain utama ekspor minyak global. Per April 2018, Negara Para Mullah ini memproduksi 2,6 juta per barel minyak per hari, menjadikannya sebagai pengekspor minyak terbesar ketiga di Timur Tengah setelah Arab Saudi dan Irak.
Kekhawatiran bahwa pasokan minyak dari negara tersebut terganggu memicu spekulasi bahwa persediaan minyak global akan berkurang ke depannya, sehingga harga minyak berjangka bergerak naik.
(ags/ags) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Pada perdagangan siang ini, harga minyak jenis light sweet (Nymex) untuk kontrak pengiriman Juni 2018 naik 0,74% ke US$ 71,67/barel, sementara minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2018 naik 0,72% ke posisi US$77,77/barel.
 Sumber: Reuters |
Ketegangan di kawasan Timur Tengah muncul seiring dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memutuskan akan keluar dari kesepakatan program nuklir Iran yang ditekan pada 2015 lalu.
Ini merupakan serangan pertama yang datang dari kubu Suriah ke Dataran Tinggi Golan setelah beberapa kali mereka tak merespon serangan sepihak Israel terhadap posisi Iran dan milisi Lebanon pendukung Iran yakni Hizbullah. Sebelumnya, Israel mengaku bertanggung-jawab atas serangan terhadap pangkalan militer T4 di Suriah yang menewaskan beberapa tentara Iran.
Pasar berspekulasi ketegangan tersebut akan mempengaruhi pasokan minyak ke pasar dunia, mengingat Iran merupakan salah satu pemain utama ekspor minyak global. Per April 2018, Negara Para Mullah ini memproduksi 2,6 juta per barel minyak per hari, menjadikannya sebagai pengekspor minyak terbesar ketiga di Timur Tengah setelah Arab Saudi dan Irak.
Kekhawatiran bahwa pasokan minyak dari negara tersebut terganggu memicu spekulasi bahwa persediaan minyak global akan berkurang ke depannya, sehingga harga minyak berjangka bergerak naik.
(ags/ags) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Most Popular