Newsletter
Waspada, Dolar AS Masih Digdaya
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 May 2018 05:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari keterpurukan pada perdagangan kemarin. Saat rupiah mengalami tekanan, IHSG justru mampu mencetak penguatan signifikan.
Kemarin, IHSG ditutup naik 1,6% ke 5.885,1, yang merupakan penguatan harian terbesar kedua pada tahun ini. Laju IHSG ditopang oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018, yang walau agak meleset dari ekspektasi pasar, tetapi masih positif di 5,06%. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan di angka 5,18%.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari data Indeks Kepercayaan Konsumen periode April 2018 yang sebesar 122,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 121,6.
Indeks Kondisi Keyakinan Ekonomi Saat Ini (IKE) pada April tercatat 110,2. Tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini ditopang oleh kenaikan penghasilan konsumen dan pembelian barang-barang tahan lama (durable goods).
Sementara Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) periode April adalah 134,3. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 133. Kenaikan ini didorong oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kegiatan usaha/bisnis dalam enam bulan depan.
Kenaikan penghasilan saat ini dan ekspektasi dalam enam bulan mendatang mendorong konsumen untuk meningkatkan belanja. Hal ini terlihat dari rata-rata porsi pendapatan konsumen untuk belanja sebesar 66% pada April, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 63,9%.
Peningkatan rasio cicilan terhadap pendapatan juga meningkat yaitu dari 13,7% menjadi 13,9%. Sementara porsi pendapatan yang disimpan turun dari 22,4% menjadi 22%.
Kenaikan belanja masyarakat tentu berpotensi besar mendongkrak perekonomian Indonesia dan kinerja keuangan emiten di sektor barang konsumsi. Sebagai catatan, kinerja emiten barang konsumsi sepanjang kuartal I dapat dikatakan mengecewakan.
Selain itu, IHSG juga mendapat suntikan tenaga dari kenaikan harga minyak. Kemarin, harga minyak jenis light sweet mampu menembus level US$ 70/barel, kali pertama sejak November 2014.
IHSG mampu mencetak penguatan meski nilai tukar rupiah cukup tertekan. Pada perdagangan kemarin, rupiah ditutup di Rp 13.995/US$ atau melemah 0,43%. Bahkan rupiah sempat menembus level Rp 14.000/US$.
Merespons rupiah yang masih melemah, investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 665,8 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing di antaranya ADRO (Rp 110,83 miliar), TLKM (Rp 92,52 miliar), BTEK (Rp 90 miliar), BBNI (Rp 65,71 miliar), dan UNTR (Rp 63,77 miliar).
Kemarin, IHSG ditutup naik 1,6% ke 5.885,1, yang merupakan penguatan harian terbesar kedua pada tahun ini. Laju IHSG ditopang oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018, yang walau agak meleset dari ekspektasi pasar, tetapi masih positif di 5,06%. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan di angka 5,18%.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari data Indeks Kepercayaan Konsumen periode April 2018 yang sebesar 122,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 121,6.
Indeks Kondisi Keyakinan Ekonomi Saat Ini (IKE) pada April tercatat 110,2. Tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini ditopang oleh kenaikan penghasilan konsumen dan pembelian barang-barang tahan lama (durable goods).
Sementara Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) periode April adalah 134,3. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 133. Kenaikan ini didorong oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kegiatan usaha/bisnis dalam enam bulan depan.
Kenaikan penghasilan saat ini dan ekspektasi dalam enam bulan mendatang mendorong konsumen untuk meningkatkan belanja. Hal ini terlihat dari rata-rata porsi pendapatan konsumen untuk belanja sebesar 66% pada April, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 63,9%.
Peningkatan rasio cicilan terhadap pendapatan juga meningkat yaitu dari 13,7% menjadi 13,9%. Sementara porsi pendapatan yang disimpan turun dari 22,4% menjadi 22%.
Kenaikan belanja masyarakat tentu berpotensi besar mendongkrak perekonomian Indonesia dan kinerja keuangan emiten di sektor barang konsumsi. Sebagai catatan, kinerja emiten barang konsumsi sepanjang kuartal I dapat dikatakan mengecewakan.
Selain itu, IHSG juga mendapat suntikan tenaga dari kenaikan harga minyak. Kemarin, harga minyak jenis light sweet mampu menembus level US$ 70/barel, kali pertama sejak November 2014.
IHSG mampu mencetak penguatan meski nilai tukar rupiah cukup tertekan. Pada perdagangan kemarin, rupiah ditutup di Rp 13.995/US$ atau melemah 0,43%. Bahkan rupiah sempat menembus level Rp 14.000/US$.
Merespons rupiah yang masih melemah, investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 665,8 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing di antaranya ADRO (Rp 110,83 miliar), TLKM (Rp 92,52 miliar), BTEK (Rp 90 miliar), BBNI (Rp 65,71 miliar), dan UNTR (Rp 63,77 miliar).
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular