Konsumsi Masyarakat Lemah, Begini Komentar Sri Mulyani

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 May 2018 16:15
Momentum perayaan Lebaran, penyaluran gaji ke-13 akan memberikan dampak positif bagi konsumsi rumah tangga.
Foto: Infografis, Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2018 masih cukup stabil. Padahal, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tiga bulan pertama tahun ini bergerak stagnan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga kuartal I-2018 hanya tumbuh 4,95%, atau hampir tidak bergerak dibandingkan periode sama pada 2017 yaitu 4,94%. Apalagi sejak kuartal IV-2017, konsumsi rumah tangga belum bisa tumbuh di atas 5%.

"Saya melihat, konsumsi tetap stabil 4,95%. Tentu kami berharap pertumbuhan konsumsi akan lebih positif," kata Sri Mulyani, usai konferensi pers di Kementerian Keuangan, Senin (7/5/2018).

Menurut dia, momentum perayaan Lebaran, penyaluran gaji ke-13 akan memberikan dampak positif bagi konsumsi rumah tangga. Belum lagi, ditambah dengan pagelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan ajang internasional lainnya seperti Asian Games dan Annual Meeting IMF-World Bank di Bali.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menilai, secara garis besar ada beberapa hal positif yang bisa dipelajari dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018. Pertama, adalah kontribusi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mulai pulih.

"Artinya, seluruh upaya pemerintah meningkatkan investasi nampaknya mulai pick up. Kedua, ekspor di atas 6% dan kita masih berharap ekspor lebih tinggi," katanya.

Jaga Kepercayaan

Sri Mulyani memahami, di tengah berbagai komponen yang menunjukan indikator positif, masih ada komponen-komponen yang menjadi perhatian pemerintah. Salah satunya, adalah akselerasi impor yang jauh lebih tinggi dibandingkan kinerja ekspor nasional.

"Ekspor kita harapkan lebih tinggi lagi, agar menekan kebutuhan impor kita. Walaupun memang impor kita tidak selalu indikator jelek, karena sebagian impor kita untuk barang modal yang artinya ada pergerakan," jelasnya.

Fokus pemerintah di sisa sembilan ke depan, kata dia, adalah meningkatkan gariah ekonomi dalam negeri dengan mengundang investasi masuk ke Indonesia, meningkatkan kinerja ekspor, dan mempertahankan tingkat konsumsi rumah tangga.

Pasalnya, hanya ketiga komponen itu yang bisa menjadi daya gedor perekonomian Indonesia. Sri Mulyani optimistis, perbaikan yang sudah dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa meningkatkan akselerasi perekonomnian di sisa-sisa tahun 2018 ini.

"Kalau kita bisa jaga kepercayaan dan investasi, maka kita berharap kuartal II dan kuartal III growth akan jauh lebih tinggi seperti yang diharapkan," tegasnya.


(dru) Next Article Sri Mulyani: Masih Ada PR, Investasi Melambat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular