Sudah 3 Pekan Harga Emas Terus Turun

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
06 May 2018 11:52
Faktor Pendukung Penguatan Harga Emas Pekan Depan
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Sepekan ke depan, kecemasan akan kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed yang lebih agresif dari perkiraan masih akan menghantui. Pasalnya, Jumat (4/5/2018) tingkat pengangguran AS per akhir April diumumkan di angka 3,9%, lebih rendah dibandingkan konsesus yang sebesar 4%, terlepas dari penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian yang diumumkan di bawah ekspektasi pasar (164.000 aktual vs. 192.000 estimasi).

Tingkat pengangguran per akhir April merupakan yang terendah dalam hampir 18 tahun.

Namun, harapan bagi penguatan harga emas juga datang dari perkembangan tensi geopolitik, seiring masih terbuka lebarnya kemungkinan AS untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Trump akan mengumumkan keputusannya terkait sikap terhadap perjanjian tersebut pada 12 Mei mendatang.

Selain itu, hasil pertemuan delegasi AS-China yang membahas isu-isu terkait perdagangan masih ditunggu oleh investor. Trump dalam cuitannya di media sosial Twitter menyatakan akan segera bertemu dengan delegasi AS yang sudah pulang ke Negeri Paman Sam, untuk membahas tindak lanjut ke depan.


Mengutip laporan Reuters, dalam perundingan yang berlangsung dua hari tersebut, pemerintahan Trump menuntut pemotongan surplus perdagangan China dengan AS sebesar US$200 miliar (Rp 2.786 triliun), tarif yang lebih jauh lebih rendah, dan subsidi untuk pengembangan teknologi canggih.

Di sisi lain, Beijing juga meminta AS untuk mengurangi sanksi bagi ZTE. Seperti diketahui, sebelumnya Negeri Paman Sam melarang perusahaan asal AS untuk mengekspor produknya ke ZTE, yang menjadi sebuah langkah yang mengancam kelangsungan bisnis perusahaan teknologi asal Negeri Tirai Bambu tersebut.

Apabila akhirnya tensi perang dagang antar dua raksasa ekonomi dunia ini mereda, tentunya itu bukan kabar baik bagi harga emas, seiring akan kembalinya kepercayaan diri investor untuk “bermain” dengan aset-aset berisiko. Sebaliknya, apabila tidak ada hasil yang baik dari pertemuan AS-China, tentunya akan menjadi energi positif bagi harga sang logam mulia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular