
Mengintip Kinerja Bank Muamalat, Laba Loyo & NPL Naik
Alfado Agustio & Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
05 May 2018 11:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah hiruk pikuk siapa yang akan menjadi investor potensial bagi PT Bank Muamalat Tbk (Bank Muamalat), sebenarnya menarik untuk dilihat kinerja dari bank tersebut apakah memang cukup "pantas" untuk dijadikan alternatif investasi bagi investor.
Sepanjang 2017 lalu, kinerja bank tersebut boleh dikatakan mengalami penurunan terutama dari sisi laba dan naiknya rasio kredit bermasalah. Dari sisi laba, Bank Muamalat hanya berhasil meraih laba sebesar Rp 50 miliar atau turun 37,6% secara year-to-year (yoy).
Begitu pun dengan rasio kredit bermasalah bank tersebut yang berada di posisi 4% atau mendekati batas minimum bank dalam perhatian khusus yang ditetapkan OJK yaitu sebesar 5%.
Meskipun mengalami penurunan, setidaknya Bank Muamalat masih mampu meraih beberapa pencapaian positif seperti total aset perusahaan yang meningkat hingga 10,7% secara yoy dan berada di posisi Rp 61,7 triliun. Selain itu total pembiayaan yang disalurkan bank pun ikut meningkat sekitar 3% secara yoy ke angka Rp 41,3 triliun
Memasuki tahun 2018, menarik disimak bagaimana kinerja dari bank syariah pertama di Indonesia tersebut? Berikut ulasan singkat Tim Riset CNBC Indonesia.
Awal 2018, Kinerja Bank Muamalat
Berdasarkan laporan keuangan terbaru yang dirilis pada Maret 2018, kinerja Bank Muamalat boleh dikatakan mengalami peningkatan. Namun jika dibandingkan dengan pendekatan quarterly-to-quarterly (qoq) kinerja bank muamalat masih mengalami penurunan.
Misalnya dari sisi aset, Pada bulan Maret 2018 total aset yang berhasil dihimpun oleh Bank Muamalat mencapai Rp 58,75 triliun. Angka tersebut tumbuh sekitar 7,16% secara yoy, namun secara qoq, total aset yang berhasil dihimpun justru mengalami penurunan sebesar 5%
Selanjutnya dari sisi pembiayaan, Pada bulan Maret 2018, Bank Muamalat berhasil menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 41,85 triliun atau tumbuh sekitar 5,62% secara yoy. Sementara secara qoq, Pertumbuhan pembiayaan Bank Muamalat juga ikut bergerak dengan presentase sebesar 1,33%.
lalu dari sisi laba, berdasarkan pergerakan laba komprehensif tahun berjalan, Bank Muamalat berhasil meraih laba Rp 16,60 miliar atau meningkat 57,49% secara yoy. Namun secara qoq, pergerakan laba komprehensif mengalami penurunan hampir 67,29%.
Sementara untuk rasio kredit bermasalah (NPL), data terakhir yang didapatkan masih berada di kisaran 4%. Angka tersebut sebenarnya cukup mengkhawatirkan mengingat peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa bank yang memiliki tingkat NPL mencapai 5% masuk kategori bank dalam perhatian khusus.
Berdasarkan uraian ini, secara keseluruhan kinerja muamalat masih cukup positif meskipun masih perlu perbaikan terutama dari sisi rasio kredit bermasalah. Nampaknya pihak manajemen perlu lebih bekerja keras terutama dalam hal mitigasi resiko pembiayaan agar mampu menurunkan rasio NPL yang ada.
Di sisi lain, faktor NPL bisa jadi penghambat Bank Muamalat belum mendapatkan investor potensial. Oleh sebab itu, agar bank tersebut memiliki daya tarik lebih dimata investor, rasio NPL merupakan pekerjaan besar yang harus segera diselesaikan kedepannya.
(dru/dru) Next Article 28 Juni, Teka-teki Bank Muamalat akan Terjawab
Sepanjang 2017 lalu, kinerja bank tersebut boleh dikatakan mengalami penurunan terutama dari sisi laba dan naiknya rasio kredit bermasalah. Dari sisi laba, Bank Muamalat hanya berhasil meraih laba sebesar Rp 50 miliar atau turun 37,6% secara year-to-year (yoy).
Begitu pun dengan rasio kredit bermasalah bank tersebut yang berada di posisi 4% atau mendekati batas minimum bank dalam perhatian khusus yang ditetapkan OJK yaitu sebesar 5%.
Memasuki tahun 2018, menarik disimak bagaimana kinerja dari bank syariah pertama di Indonesia tersebut? Berikut ulasan singkat Tim Riset CNBC Indonesia.
Awal 2018, Kinerja Bank Muamalat
Berdasarkan laporan keuangan terbaru yang dirilis pada Maret 2018, kinerja Bank Muamalat boleh dikatakan mengalami peningkatan. Namun jika dibandingkan dengan pendekatan quarterly-to-quarterly (qoq) kinerja bank muamalat masih mengalami penurunan.
Misalnya dari sisi aset, Pada bulan Maret 2018 total aset yang berhasil dihimpun oleh Bank Muamalat mencapai Rp 58,75 triliun. Angka tersebut tumbuh sekitar 7,16% secara yoy, namun secara qoq, total aset yang berhasil dihimpun justru mengalami penurunan sebesar 5%
![]() |
Selanjutnya dari sisi pembiayaan, Pada bulan Maret 2018, Bank Muamalat berhasil menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 41,85 triliun atau tumbuh sekitar 5,62% secara yoy. Sementara secara qoq, Pertumbuhan pembiayaan Bank Muamalat juga ikut bergerak dengan presentase sebesar 1,33%.
![]() |
lalu dari sisi laba, berdasarkan pergerakan laba komprehensif tahun berjalan, Bank Muamalat berhasil meraih laba Rp 16,60 miliar atau meningkat 57,49% secara yoy. Namun secara qoq, pergerakan laba komprehensif mengalami penurunan hampir 67,29%.
Sementara untuk rasio kredit bermasalah (NPL), data terakhir yang didapatkan masih berada di kisaran 4%. Angka tersebut sebenarnya cukup mengkhawatirkan mengingat peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa bank yang memiliki tingkat NPL mencapai 5% masuk kategori bank dalam perhatian khusus.
Berdasarkan uraian ini, secara keseluruhan kinerja muamalat masih cukup positif meskipun masih perlu perbaikan terutama dari sisi rasio kredit bermasalah. Nampaknya pihak manajemen perlu lebih bekerja keras terutama dalam hal mitigasi resiko pembiayaan agar mampu menurunkan rasio NPL yang ada.
Di sisi lain, faktor NPL bisa jadi penghambat Bank Muamalat belum mendapatkan investor potensial. Oleh sebab itu, agar bank tersebut memiliki daya tarik lebih dimata investor, rasio NPL merupakan pekerjaan besar yang harus segera diselesaikan kedepannya.
![]() |
(dru/dru) Next Article 28 Juni, Teka-teki Bank Muamalat akan Terjawab
Most Popular