
Investor Asing Kabur Rp 843 Miliar, IHSG Turun 1,13%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 May 2018 16:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 1,13% pada perdagangan terakhir di pekan ini ke level 5.792,35. Sebenarnya, bursa saham lainnya di kawasan Asia juga terkoreksi.
Namun, penurunan yang dialami oleh IHSG jauh lebih dalam: indeks Shanghai melemah 0,32%, indeks Straits Times (Singapura) melemah 1,03%, indeks Kospi (Korea Selatan) melemah 1,04%, indeks SET (Thailand) melemah 0,54%, dan indeks KLCI (Malaysia) melemah 0,54%. Koreksi IHSG hanya lebih baik dari indeks Hang Seng(Hong Kong) yang melemah hingga 1,28%.
[Gambas:Video CNBC]
Koreksi indeks Hang Seng yang terbilang dalam dipicu oleh rilis data indeks manufaktur periode April yang diumumkan di level 49,1, lebih rendah dari capaian periode Maret yang sebesar 50,6. Sebagai catatan, angka di bawah 50 menandakan adanya kontraksi sektor manufaktur jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pelemahan IHSG pada hari ini dipicu oleh anjloknya saham-saham berkapitalisasi pasar besar, terutama yang berasal dari sektor jasa keuangan. 5 besar saham dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG hari ini adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-3,81%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-3,28%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-1,23%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-3,24%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-2,57%).
Dari sisi eksternal, Hingga kini, hasil pertemuan AS-China masih ditunggu oleh investor. Kemarin (3/5/2018), delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Steve Mnuchin bertemu dengan pejabat pemerintahan China guna membahas isu perdagangan.
Pertemuan tersebut rencananya akan berlangsung sampai dengan hari ini. Mnuchin mengungkapkan bahwa kedua pihak telah melakukan perbincangan yang sangat baik, sementara ekonom Gedung Putih mendeskripksikan pertemuan hari pertama cukup positif.
Namun, terdapat pesimisme bahwa pertemuan tersebut akan membuahkan hasil yang manis. Hasil yang kemungkinan besar akan muncul dari diskusi tersebut adalah kesepakatan untuk terus berunding. Para pakar perdagangan mengatakan hal itu dipicu oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap kukuh pada ancamannya untuk menerapkan tarif hukuman terhadap barang-barang impor asal China.
Terobosan kesepakatan yang akan secara fundamental mengubah kebijakan ekonomi China dipandang tidak mungkin terjadi, meskipun sepaket kebijakan jangka pendek China bisa menunda keputusan bea impor AS, Reuters melaporkan.
Kemudian, ketakutan atas normalisasi suku bunga acuan oleh the Federal Reserve yang lebih agresif dari rencana masih membebani bursa saham domestik. Terlebih, jumlah masyarakat AS yang mengambil klaim pengangguran untuk pertama kalinya sepanjang minggu yang berakhir pada 28 April diumumkan hanya sebanyak 211.000 jiwa, jauh lebih rendah dibandingkan konsesus yang sebesar 225.000 jiwa. Sebagai catatan, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator penting bagi the Fed dalam menentukan keputusan suku bunga acuannya.
Ketika terdapat sentimen negatif yang tak secara spesifik menargetkan sektor-sektor tertentu dalam IHSG seperti saat ini, pelaku pasar memang cenderung melepas kepemilikannya atas saham-saham dari sektor yang berkapitalisasi pasar besar seperti jasa keuangan. Pasalnya, ada ekspektasi bahwa jika IHSG akan jatuh, maka saham-saham tersebutlah yang akan memimpin koreksi IHSG. Investor pun bermain aman dengan melakukan aksi jual.
Dari sisi fundamental, kinerja keuangan emiten-emiten perbankan tersebut juga dapat dikatakan mengecewakan. Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih BBNI tercatat sebesar sebesar Rp 3,66 triliun, lebih rendah dibandingkan rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 3,91 triliun. Laba bersih BBRI sepanjang kuartal-I tercatat sebesar Rp 7,4 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 8,05 triliun. Laba bersih BMRI tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang yang sebesar Rp 6 triliun. BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah konsensus yang sebesar yang sebesar Rp 5,6 triliun.
Merespon berbagai sentimen negatif yang menyelimuti, investor asing melakukan aksi jual senilai Rp 842,51 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing pada perdagangan hari ini diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 185,14 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 134,88 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 117,46 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 114,15 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 66,94 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Namun, penurunan yang dialami oleh IHSG jauh lebih dalam: indeks Shanghai melemah 0,32%, indeks Straits Times (Singapura) melemah 1,03%, indeks Kospi (Korea Selatan) melemah 1,04%, indeks SET (Thailand) melemah 0,54%, dan indeks KLCI (Malaysia) melemah 0,54%. Koreksi IHSG hanya lebih baik dari indeks Hang Seng(Hong Kong) yang melemah hingga 1,28%.
[Gambas:Video CNBC]
Koreksi indeks Hang Seng yang terbilang dalam dipicu oleh rilis data indeks manufaktur periode April yang diumumkan di level 49,1, lebih rendah dari capaian periode Maret yang sebesar 50,6. Sebagai catatan, angka di bawah 50 menandakan adanya kontraksi sektor manufaktur jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pertemuan tersebut rencananya akan berlangsung sampai dengan hari ini. Mnuchin mengungkapkan bahwa kedua pihak telah melakukan perbincangan yang sangat baik, sementara ekonom Gedung Putih mendeskripksikan pertemuan hari pertama cukup positif.
Namun, terdapat pesimisme bahwa pertemuan tersebut akan membuahkan hasil yang manis. Hasil yang kemungkinan besar akan muncul dari diskusi tersebut adalah kesepakatan untuk terus berunding. Para pakar perdagangan mengatakan hal itu dipicu oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap kukuh pada ancamannya untuk menerapkan tarif hukuman terhadap barang-barang impor asal China.
Terobosan kesepakatan yang akan secara fundamental mengubah kebijakan ekonomi China dipandang tidak mungkin terjadi, meskipun sepaket kebijakan jangka pendek China bisa menunda keputusan bea impor AS, Reuters melaporkan.
Kemudian, ketakutan atas normalisasi suku bunga acuan oleh the Federal Reserve yang lebih agresif dari rencana masih membebani bursa saham domestik. Terlebih, jumlah masyarakat AS yang mengambil klaim pengangguran untuk pertama kalinya sepanjang minggu yang berakhir pada 28 April diumumkan hanya sebanyak 211.000 jiwa, jauh lebih rendah dibandingkan konsesus yang sebesar 225.000 jiwa. Sebagai catatan, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator penting bagi the Fed dalam menentukan keputusan suku bunga acuannya.
Ketika terdapat sentimen negatif yang tak secara spesifik menargetkan sektor-sektor tertentu dalam IHSG seperti saat ini, pelaku pasar memang cenderung melepas kepemilikannya atas saham-saham dari sektor yang berkapitalisasi pasar besar seperti jasa keuangan. Pasalnya, ada ekspektasi bahwa jika IHSG akan jatuh, maka saham-saham tersebutlah yang akan memimpin koreksi IHSG. Investor pun bermain aman dengan melakukan aksi jual.
Dari sisi fundamental, kinerja keuangan emiten-emiten perbankan tersebut juga dapat dikatakan mengecewakan. Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih BBNI tercatat sebesar sebesar Rp 3,66 triliun, lebih rendah dibandingkan rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 3,91 triliun. Laba bersih BBRI sepanjang kuartal-I tercatat sebesar Rp 7,4 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 8,05 triliun. Laba bersih BMRI tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang yang sebesar Rp 6 triliun. BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah konsensus yang sebesar yang sebesar Rp 5,6 triliun.
Merespon berbagai sentimen negatif yang menyelimuti, investor asing melakukan aksi jual senilai Rp 842,51 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing pada perdagangan hari ini diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 185,14 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 134,88 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 117,46 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 114,15 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 66,94 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular