
BI Kembali Tegaskan Tak Ragu Naikkan Suku Bunga
Gita Rossiana & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 April 2018 20:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memastikan akan tetap menjaga nilai tukar rupiah tetap pada fundamentalnya. Otoritas makroprudential ini juga tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga 7-days repo rate (7-DRR).
"Belum tentu akan naik, tetapi jika perlu kami tidak ragu penyesuaian tingkat bunga untuk jaga stabilitas keuangan dan inflasi yang sesuai," ujar Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, Senin (30/4/2018).
Pada pekan lalu, kurs rupiah sempat tertekan hebat karena penguatan dolar AS. Bahkan dolar AS sudah mendekati Rp 14.000. Bagi pelaku dunia usaha dolar AS Rp 14.000 merupakan level psikologis.
Sebelum menaikkan suku bunga acuan, BI akan melakukan empat langkah untuk memperkuat nilai tukar rupiah. Langkah pertama adalah, BI senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valuta asing (valas) maupun rupiah.
Kedua, bank sentral memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.
Yang ketiga, BI mempersiapkan second line of defense atau pertahanan tambahan bersama-sama negara mitra utama Indonesia untuk bisa mempersiapkan bentuk-bentuk kerja sama antarbank sentral untuk menjaga stabilitas.
"Dan keempat, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi hambat capaian sasaran inflasi dan ganggu stabilitas sistem keuangan [...], maka BI tidak menutup ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan dan tentu dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan data dependence atau mengacu pada perkembangan data terkini maupun perkiraan ke depan," kata Agus.
(roy/roy) Next Article Rupiah Loyo, BI: Hanya Sementara
"Belum tentu akan naik, tetapi jika perlu kami tidak ragu penyesuaian tingkat bunga untuk jaga stabilitas keuangan dan inflasi yang sesuai," ujar Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, Senin (30/4/2018).
Kedua, bank sentral memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.
Yang ketiga, BI mempersiapkan second line of defense atau pertahanan tambahan bersama-sama negara mitra utama Indonesia untuk bisa mempersiapkan bentuk-bentuk kerja sama antarbank sentral untuk menjaga stabilitas.
"Dan keempat, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi hambat capaian sasaran inflasi dan ganggu stabilitas sistem keuangan [...], maka BI tidak menutup ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan dan tentu dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan data dependence atau mengacu pada perkembangan data terkini maupun perkiraan ke depan," kata Agus.
(roy/roy) Next Article Rupiah Loyo, BI: Hanya Sementara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular