Sri Mulyani Sebut Risiko Domestik dan Global yang Bayangi RI

Gita Rossiana & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 April 2018 18:53
KSSK menyebutkan beberapa risiko eksternal dan domestik yang dapat memengaruhi stabilitas sistem keuangan.
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Meski menilai kondisi sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi yang stabil, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyebut beberapa risiko yang masih membayangi.

"Kebijakan FFR [Federal Funds Rate], kebijakan moneter negara maju, perang dagang AS [Amerika Serikat]-China, dan geopolitik adalah faktor risiko eksternal yang harus diwaspadai," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga ketua KSSK dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia (BI), Senin (30/4/2018).

"KSSK akan melakukan sinergi dan kerja sama erat apalagi dihadapkan pada kondisi eksternal yang makin dinamis," ujarnya.

KSSK yang beranggotakan Kementerian Keuangan, BI, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menyelesaikan rapat rutin tiga bulanannya hari Senin untuk menilai dan mengevaluasi kondisi sistem keuangan Indonesia.

Selain faktor global, tambah Sri Mulyani, kondisi dalam negeri juga turut memberi beberapa risiko bagi sistem keuangan.

KSSK utamanya menyoroti perkembangan nilai tukar dan dampaknya ke stabilitas perekonomian serta momentum pertumbuhan ekonomi.


"Kami akan optimalkan bauran kebijakan agar ketahanan makroekonomi dan sistem keuangan terjaga dan mendukung ekonomi," ujar mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

"Dari Kemenkeu, kami akan jaga APBN agar jadi instrumen yang mendukung pertumbuhan ekonomi namun juga [menjaga] ketahanan dan sustainabilitas APBN. Defisit tetap dijaga 2,19% sesuai yang ada di UU APBN atau lebih kecil," tambahnya.
(prm) Next Article Sri Mulyani: Hasil Rapat KSSK, Stabilitas Keuangan Terjaga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular