
Bos OJK Buka-bukaan Soal Kondisi Industri Keuangan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimbo Santoso memastikan likuiditas dan kredit macet (non peforming loan/NPL) industri keuangan relatif aman. Rasio prudensial industri perbankan masih terjaga baik dan stabil, serta sudah mulai tampak tanda pemulihan setelah tertekan karena dampak pandemi covid-19.
"Dapat kami sampaikan hingga Maret 2021 perbankan masih menunjukan kondisi permodalan yang kuat dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) berada pada 24,18% dan gearing ratio industri pembiyaan di level 2,03 kali serta RBC (Risk Base Capital) asuransi jiwa dan umum masing masing jauh di atas treshold," kata Wimboh, saat konferensi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (3/5/2021).
Wimbo menambahkan, kecukupan likuditas perbakan terjaga dengan baik dengan indikator posisi alat likuid terhadap non core deposit dan pihak ketiga alias AL/NCD serta AL/DPK perbankan per 21 april 2021 sebesar masing masing 162,69% dan 35,17%. Angka ini tersebut jauh di atas treshold minimum.
Dana Pihak Ketiga (DPK) masing menunjukkan pertumbuhan tinggi yaitu sebesar 9,5% secara tahunan. Kredit bank masih mengalami kontraksi 3,77% pada periode yang sama.
Wimboh juga menyampaikan ada tanda perbaikan atau green shoe yang pertumbuhan juga positif secara bulanan sebesar 1,43% dengan nilai nominal yang mencapai Rp 70 triliun selama tahun berjalan (ytd) atau tumbuh 0,27%.
"Kami harapkan akan terus positif di bulan berikutnya dan terkait kebijakan yang telah dikeluarkan bersama pada awal taun kemarin untuk mendorong multiplier yang lebih banyak lagi melalui konsumsi masyarakat," jelas Wimboh.
Sementara itu, terkait kredit macet, Wimboh menyampaikan NPL Gorss membaik jadi 3,17% dibanding buan sebelumnya. Sementara itu, non performing financing (NPF) juga membaik ke 3,74%.
"OJK akan tetap fokus memperkuat pengawasan dan survelience secara terintegrasi guna mendeteksi poteini risiko terhadap stabilita sistem keuangan dan terutama menggiring upaya kebijakan yang mungkin bisa mempercepat pertumbuha ekonomi yang secara preemptive dan forward looking untuk membantu secara lebih komprehensif lagi untuk mempercepat pertumbuhan sektor riil dan secara keseluruhan serta menjaga momentum pertumbuhan kita," kata Wimboh.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Masih Menarik, Modal Asing Terus Mengalir Masuk!