
Internasional
DBS: Bunga The Fed Naik, Margin Bunga Ikut Meningkat
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
30 April 2018 18:03

Singapura, CNBC Indonesia - DBS Group, bank terbesar di Asia Tenggara, pada hari Senin (30/4/2018), mengumumkan laba bersihnya di tiga bulan pertama tahun 2018 mencetak rekor tertinggi karena pertumbuhan pinjaman, didukung oleh penguatan ekonomi di kampung halamannya, yaitu Singapura.
Laba bersih kuartal pertama bank itu meroket 26% secara tahunan (year-on-year/ yoy) mencapai rekor 1,52 miliar dolar Singapura atau senilai Rp 15,9 triliun. Kinerja tersebut didukung oleh margin pinjaman yang lebih baik karena suku bunga yang lebih tinggi, menurut pernyataan resmi bank, seperti dikutip oleh CNBC International.
Margin bunga bersih (net interest margin/ NIM), yang mengukur profitabilitas pinjaman, kemungkinan akan semakin membaik dari 1,83% di kuartal pertama karena suku bunga di Asia semakin tinggi seiring dengan naiknya suku bunga Amerika Serikat (AS), kata Piyush Gupta CEO DBS Group.
Bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed telah meningkatkan suku bunga acuannya di bulan Maret dan kemungkinan besar akan menaikkannya dua sampai tiga kali lagi tahun ini, katanya kepada CNBC International.
"Saya berpendapat ada lebih banyak kenaikan terhadap proyeksi suku bunga, begitu juga proyeksi NIM bagi kami," kata Gupta. "Saya pikir 1,85 [persen] untuk tahun ini kemungkinan [akan terjadi]. Kami bahkan memiliki kenaikan satu atau dua basis poin dari angka itu."
DBS adalah perusahaan bank terbuka Singapura pertama yang merilis laporan keuangan kuartal I-2018. Rekan-rekannya yang lebih kecil seperti Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) dan United Overseas Bank (UOB) diprediksi akan merilis laporan keuangan minggu depan.
Saham-saham perbankan di kota negara itu naik setelah DBS melaporkan labanya. Saham DBS diperdagangkan 2,8% lebih tinggi Senin siang.
Harga saham OCBC dan UOB juga masing-masing naik 1,54% dan 2,79%. Tiga bank tersebut melampaui patokan indeks Straits Times dengan kenaikan 1,1%.
(prm) Next Article Layanan DBS Singapura Eror! Nasabah Ngamuk, Sanksi Jatuh
Laba bersih kuartal pertama bank itu meroket 26% secara tahunan (year-on-year/ yoy) mencapai rekor 1,52 miliar dolar Singapura atau senilai Rp 15,9 triliun. Kinerja tersebut didukung oleh margin pinjaman yang lebih baik karena suku bunga yang lebih tinggi, menurut pernyataan resmi bank, seperti dikutip oleh CNBC International.
Margin bunga bersih (net interest margin/ NIM), yang mengukur profitabilitas pinjaman, kemungkinan akan semakin membaik dari 1,83% di kuartal pertama karena suku bunga di Asia semakin tinggi seiring dengan naiknya suku bunga Amerika Serikat (AS), kata Piyush Gupta CEO DBS Group.
"Saya berpendapat ada lebih banyak kenaikan terhadap proyeksi suku bunga, begitu juga proyeksi NIM bagi kami," kata Gupta. "Saya pikir 1,85 [persen] untuk tahun ini kemungkinan [akan terjadi]. Kami bahkan memiliki kenaikan satu atau dua basis poin dari angka itu."
DBS adalah perusahaan bank terbuka Singapura pertama yang merilis laporan keuangan kuartal I-2018. Rekan-rekannya yang lebih kecil seperti Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) dan United Overseas Bank (UOB) diprediksi akan merilis laporan keuangan minggu depan.
Saham-saham perbankan di kota negara itu naik setelah DBS melaporkan labanya. Saham DBS diperdagangkan 2,8% lebih tinggi Senin siang.
Harga saham OCBC dan UOB juga masing-masing naik 1,54% dan 2,79%. Tiga bank tersebut melampaui patokan indeks Straits Times dengan kenaikan 1,1%.
(prm) Next Article Layanan DBS Singapura Eror! Nasabah Ngamuk, Sanksi Jatuh
Most Popular