Korea Utara Siap Denuklirisasi, Bursa Saham Asia Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan regional mengawali hari ini dengan positif. Indeks Kospi dibuka naik 0,4% ke level 2.502,29, indeks Strait Times dibuka naik 0,24% ke level 3.604,1, dan indeks Hang Seng dibuka naik 0,82% ke level 30.530,4. Sementara itu, bursa saham China diliburkan dalam rangka perayaan hari buruh.

Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rencana denuklirisasi oleh Korea Utara yang sudah semakin nyata. Kemarin (29/4/2018), pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para ahli dan jurnalis dari AS dan Korea Selatan guna menyaksikan penutupan lokasi pengembangan senjata nuklir pada bulan Mei mendatang.

Pilihan Redaksi Hati-hati, IHSG Masih Rawan Koreksi ASII, UNVR, BBCA Laporkan Kinerja, TLKM Rombak Direksi

Sebelumnya pada hari Jumat (27/4/2018), Korea Utara dan Selatan telah setuju untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 7 dekade lamanya. Korea Utara juga setuju untuk melakukan denuklirisasi secara penuh.

Kedua negara mengatakan bahwa mereka akan secara formal mengumumkan resolusi untuk mengakhiri perang dan mengubah gencatan senjata yang saat ini sedang berlangsung menjadi perjanjian damai pada akhir tahun. Hal tersebut disampaikan pasca pemimpin kedua negara yaitu Kim Jong Un dan Moon Jae-In mengadakan pertemuan bersejarah.

Kemudian, imbal hasil obligasi terbitan pemerintahan AS masih anteng berada di bawah level psikologis 3%. Sampai dengan berita ini diturunkan, imbal hasil untuk tenor 10 tahun tercatat sebesar 2,9587%. Imbal hasil yang sudah relatif rendah ini membuat dolar AS kehilangan tajinya. Indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia lainnya hanya mampu menguat tipis 0,01% pada pagi hari ini.

Hal tersebut lantas membuka ruang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli pada instrumen beresiko seperti saham.

Dari data ekonomi, manufacturing PMI dari China untuk periode April diumumkan di angka 51,4, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 51,3. Sebagai catatan, angka di atas 50 menandakan bahwa sektor manufaktur mencatatkan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Masih positifnya laju ekonomi terbesar ke-2 terbesar di dunia tersebut tentu merupakan kabar baik bagi pasar modal. Hal ini menandakan bahwa dampak dari kebijakan pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh AS sangatlah minim.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Kospi 'Terkapar' Setelah Corona Tewaskan 1 Warga Korsel