
Bankir Sebut Sudah Semestinya Bunga Acuan BI Naik
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
27 April 2018 10:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) tidak menutup kemungkinan melakukan penyesuaian suku bunga acuan apabila dibutuhkan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Bankir-bankir menanggapi hal ini sebagai pernyataan yang memang sudah semestinya.
"Rasanya memang sudah semestinya," jelas Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/4/2018).
Kendati akan meningkat, namun bukan berarti suku bunga perbankan akan langsung meningkat. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi di lapangan. "Tergantung dari supply dan demand juga," kata dia.
Lebih lanjut, Presiden Direktur PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, kendati BI membuka peluang untuk menaikkan suku bunga, namun hal tersebut bisa diturunkan lagi apabila situasi kembali kondusif.
Oleh karena itu, bank tidak akan serta merta menaikkan suku bunga kreditnya. "Bunga kredit tidak naik seketika setelah BI menaikkan bunga acuan," jelasnya.
Hal itu akan dilakukan sepanjang target margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dalam batas sesuai rencana kerja masing-masing bank.
Sebelumnya, BI memang tengah menempuh kebijakan dalam menghadapi gejolak nilai tukar rupiah. BI akan terus berada di pasar untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dengan tetap mendorong mekanisme pasar. Setidaknya ada beberapa langkah yang akan dilakukan BI terkait hal ini.

Pertama, senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah memadai, baik valas maupun rupiah. Kedua, memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap ekonomi domestik.
"Ketiga, mempersiapkan second line of defense bersama dengan institusi eksternal terkait," kata Agus Martowardojo, Gubernur BI.
"Dan keempat, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi hambat capaian sasaran inflasi dan ganggu stabilitas sistem keuangan [...], maka BI tidak menutup ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan."
(dru) Next Article Apes! Rupiah Batal Cetak Rekor 9 Pekan Menguat Lawan Dolar AS
"Rasanya memang sudah semestinya," jelas Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/4/2018).
Kendati akan meningkat, namun bukan berarti suku bunga perbankan akan langsung meningkat. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi di lapangan. "Tergantung dari supply dan demand juga," kata dia.
Oleh karena itu, bank tidak akan serta merta menaikkan suku bunga kreditnya. "Bunga kredit tidak naik seketika setelah BI menaikkan bunga acuan," jelasnya.
Hal itu akan dilakukan sepanjang target margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dalam batas sesuai rencana kerja masing-masing bank.
Sebelumnya, BI memang tengah menempuh kebijakan dalam menghadapi gejolak nilai tukar rupiah. BI akan terus berada di pasar untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dengan tetap mendorong mekanisme pasar. Setidaknya ada beberapa langkah yang akan dilakukan BI terkait hal ini.

Pertama, senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah memadai, baik valas maupun rupiah. Kedua, memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap ekonomi domestik.
"Ketiga, mempersiapkan second line of defense bersama dengan institusi eksternal terkait," kata Agus Martowardojo, Gubernur BI.
"Dan keempat, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi hambat capaian sasaran inflasi dan ganggu stabilitas sistem keuangan [...], maka BI tidak menutup ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan."
(dru) Next Article Apes! Rupiah Batal Cetak Rekor 9 Pekan Menguat Lawan Dolar AS
Most Popular