
Rupiah Hari Ini: Menang Atas Dolar Singapura, Kalah dari Yuan
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
25 April 2018 17:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang global hari ini bervariasi. Penyebab dari pelemahan dari rupiah bervariasi mulai dari sentimen kenaikan imbal hasil US Treasury hingga investasi.
Pada Rabu (25/04/2018) pukul 16:45 WIB, berikut pergerakan rupiah terhadap sejumlah mata uang:
Sentimen kenaikan imbal hasil obligasi negara Amerika Serikat (AS) nampaknya mendera seluruh negara tak terkecuali Indonesia. Namun dampak yang melanda Indonesia tidak sebesar yang dialami oleh Singapura dan Australia. Hal inilah yang membuat rupiah tetap bisa bergerak menguat terhadap mata uang kedua negara tersebut.
Kenaikan imbal hasil obligasi negara AS hingga di atas 3% ikut mempengaruhi pergerakan aliran modal asing di Singapura dan Australia. Ini karena imbal hasil obligasi pemerintah dari kedua negara tersebut jauh lebih rendah sehingga mendorong aliran modal asing untuk keluar.
Jika dikondisikan dengan Indonesia, meskipun imbal hasil obligasi AS naik, tetapi di Indonesia masih lebih tinggi. Ini sedikit membantu menahan pergerakan modal asing dan membuat rupiah masih bisa lebih perkasa terhadap dolar Singapura dan Australia.
Lain hal jika rupiah dihadapkan dengan dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah terus bergerak melemah hingga mendekati posisi Rp 14.000.
Sama seperti dolar AS, rupiah pun tidak berdaya terhadap yuan. Faktor meningkatnya aliran modal asing ke negeri tirai bambu menjadi faktor yang membuat yuan cenderung menguat terhadap mata uang global termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Dolar Singapura, Rupiah di Posisi Terkuat dalam Sebulan
Pada Rabu (25/04/2018) pukul 16:45 WIB, berikut pergerakan rupiah terhadap sejumlah mata uang:
Mata Uang | Last Bid | Change (%) |
Dolar Amerika Serikat (AS) | Rp 13.918,00 | -0,23 |
Dolar Singapura | Rp 10.500,64 | +0,44 |
Yuan China | Rp 2,202.63 | -0,09 |
Dolar Australia | Rp 10.552,63 | +0,04 |
Sentimen kenaikan imbal hasil obligasi negara Amerika Serikat (AS) nampaknya mendera seluruh negara tak terkecuali Indonesia. Namun dampak yang melanda Indonesia tidak sebesar yang dialami oleh Singapura dan Australia. Hal inilah yang membuat rupiah tetap bisa bergerak menguat terhadap mata uang kedua negara tersebut.
Kenaikan imbal hasil obligasi negara AS hingga di atas 3% ikut mempengaruhi pergerakan aliran modal asing di Singapura dan Australia. Ini karena imbal hasil obligasi pemerintah dari kedua negara tersebut jauh lebih rendah sehingga mendorong aliran modal asing untuk keluar.
Lain hal jika rupiah dihadapkan dengan dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah terus bergerak melemah hingga mendekati posisi Rp 14.000.
Sama seperti dolar AS, rupiah pun tidak berdaya terhadap yuan. Faktor meningkatnya aliran modal asing ke negeri tirai bambu menjadi faktor yang membuat yuan cenderung menguat terhadap mata uang global termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Dolar Singapura, Rupiah di Posisi Terkuat dalam Sebulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular