Melemah 0,23%, Depresiasi Rupiah Terparah Sejak Awal 2016

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 April 2018 16:38
Melemah 0,23%, Depresiasi Rupiah Terparah Sejak Awal 2016
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dibuka menguat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) malah bergerak melemah hampir seharian. Dolar AS yang sampai tadi pagi masih melandai, ternyata berubah garang. 

Pada Rabu (25/4/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.918. Rupiah melemah 0,23% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.  

Padahal kala pembukaan pasar, rupiah mampu menguat 0,07%. Setelah itu rupiah perlahan terdepresiasi dan akhirnya menembus batas Rp 13.900/US$. Pelemahan hari ini membuat rupiah menyentuh titik paling parah sejak Januari 2016.

Reuters
Rupiah bernasib sama dengan mata uang Asia yang cenderung melemah terhadap dolar AS. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang regional di hadapan greenback:

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang109.07-0,24
Yuan China6,32-0,23
Won Korsel1.079,99-0,35
Dolar Taiwan29,69-0,25
Dolar Singapura1,33-0,32
Ringgit Malaysia3,91-0,18
Peso Filipina52,29-0,19
Baht Thailand31,53-0,29

Terhadap mata uang utama dunia pun dolar AS perkasa. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama, terus menguat. Sore ini, indeks tersebut naik 0,26%. 

Reuters

Apresiasi dolar AS dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Hari ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tercatat 3,0183%. Tertinggi sejak akhir 2013.

Kenaikan yield menjadi alat prediksi untuk meramal pergerakan inflasi ke depan. Lonjakan yield berarti ekspektasi inflasi sedang meningkat.

Dalam situasi seperti ini, muncul bayangan di benak pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan secara lebih agresif untuk menjangkar ekspektasi inflasi. Kartu kenaikan suku bunga empat kali sepanjang 2018 kembali muncul di atas meja.

Ujungnya, investor pun memilih bermain aman sembari menunggu kejelasan arah ke depan. Instrumen yang dituju kala ada sentimen kenaikan suku bunga, tidak lain dan tidak bukan, adalah dolar AS. ini menyebabkan greenback menguat cukup tajam sejak awal pekan.

Arus modal keluar (capital outflows) menambah derita rupiah. Di pasar saham, nilai jual bersih investor asing hari ini hampir mencapai Rp 2 triliun. Ini membuat amunisi untuk penguatan rupiah semakin langka.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular