
Melemah 0,23%, Depresiasi Rupiah Terparah Sejak Awal 2016
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 April 2018 16:38

Apresiasi dolar AS dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Hari ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tercatat 3,0183%. Tertinggi sejak akhir 2013.
Kenaikan yield menjadi alat prediksi untuk meramal pergerakan inflasi ke depan. Lonjakan yield berarti ekspektasi inflasi sedang meningkat.
Dalam situasi seperti ini, muncul bayangan di benak pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan secara lebih agresif untuk menjangkar ekspektasi inflasi. Kartu kenaikan suku bunga empat kali sepanjang 2018 kembali muncul di atas meja.
Arus modal keluar (capital outflows) menambah derita rupiah. Di pasar saham, nilai jual bersih investor asing hari ini hampir mencapai Rp 2 triliun. Ini membuat amunisi untuk penguatan rupiah semakin langka.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Pages
Most Popular