Rupiah Loyo, Saatnya BI Naikkan Suku Bunga?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 April 2018 14:31
Opsi BI Terbatas Atasi Depresiasi Rupiah
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Untuk menjaga nilai tukar rupiah, BI punya opsi yang terbatas. Pertama tentu adalah intervensi di pasar. Mengutip Reuters, BI diperkirakan sudah menghabiskan US$ 6 miliar untuk intervensi sejak akhir pekan lalu.

Dampak dari langkah ini nanti bisa dilihat dari angka cadangan devisa akhir April. Kemungkinan besar cadangan devisa akan turun, melanjutkan tren yang sudah berlangsung dalam beberapa bulan ke belakang. Pemasukan devisa dari penerbitan obligasi valas pemerintah senilai US$ 1 miliar dan 1 miiar euro sepertinya sulit menutup biaya intervensi di pasar. 

Rupiah Loyo, Saatnya BI Naikkan Bunga Acuan?Cadangan devisa Indonesia dalam US$ miliar (Reuters)

Kedua, BI pun menganjurkan kepada para pelaku ekonomi untuk menjaga kebutuhan valasnya. Kemarin, Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah mengatakan pengusaha sebaiknya memanfaatkan fasilitas lindung nilai (hedging) untuk menghindari risiko kurs. 

"Dalam kondisi saat ini dan ke depan, sebaiknya semua pihak mengedepankan pengelolaan risiko pasar, terutama yang memiliki net liabilities dalam valuta asing. Perbankan di Indonesia khususnya yang besar sudah bisa memfasilitasi transaksi hedging bagi nasabahnya," jelasnya. 

Selain dua langkah itu, sepertinya BI tidak punya opsi lagi untuk memberi doping kepada rupiah. Oleh karena itu, suara untuk menaikkan suku bunga acuan mulai muncul.


Kenaikan suku bunga acuan memang akan berdampak positif bagi nilai tukar, karena ekspektasi inflasi akan terjangkar sehingga harga uang tidak akan turun. Selain itu, kenaikan suku bunga juga membuat instrumen investasi menjadi menarik sehingga arus modal masuk (capital inflows) akan menjadi pijakan bagi penguatan nilai tukar.
(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular