Bos Google Pede Aturan Privasi UE Tak Pukul Pendapatan Iklan

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
24 April 2018 14:31
Pendapatan properti Google, termasuk pendapatan dari mesin pencari dan situs milik Google lainnya, berkontribusi sekitar 82,6% dari total pendapatan iklan.
Foto: REUTERS/Benoit Tessier
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah-tengah ancaman pemerintah berbagai negara yang ingin mengetatkan aturan kerahasiaan data pengguna media sosial, CEO Google Sundar Pichai mencoba menenangkan kecemasan investor terkait pendapatan lini bisnis iklan Google. Pendapatan iklan raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu dikhawatirkan akan terpukul oleh undang-undang privasi baru yang sedang dibahas Uni Eropa (UE).

Inti dari pernyataannya adalah Google sangat siap dan aturan baru itu hanya akan berdampak kecil terhadap bisnis iklan yang menjadi sumber pendapatan utama perusahaan, dilansir dari CNBC International.


Aturan Umum Perlindungan Data atau General Data Protection Regulation (GDPR) dimaksudkan untuk memberi konsumen kontrol yang lebih besar atas data-data mereka. Aturan ini diharapkan mulai berlaku 25 Mei 2018. Perusahaan yang melanggar aturan itu akan didenda hingga 4% dari pendapatan global tahunan mereka.

"GDPR adalah topik bahasan publik baru namun bagi kami ini tidaklah baru,"kata Pichai. "Kami memulai usaha terkait kepatuhan terhadap GDPR lebih dari 18 bulan lalu dan telah sangat sangat memahaminya."

Ketika ditanya tentang apakah aturan baru itu akan berdampak pada kemampuan penargetan pengiklan, Pichai menegaskan fakta bahwa perusahaannya masih menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari iklan di mesin pencari, segmen di mana efek personalisasi iklan sebenarnya sangatlah kecil.

"Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa sebagian besar bisnis iklan kami adalah di mesin pencari, di mana kami bergantung pada informasi yang amat terbatas, hanya kata kuncinya, untuk menunjukkan iklan atau produk yang relevan," kata Pichai.

Pendapatan properti Google, yang mencakup pendapatan dari mesin pencari maupun situs-situs milik Google lainnya, seperti YouTube dan Maps, berkontribusi sekitar 82,6% dari total pendapatan iklannya.

Namun, Pichai tidak menjawab mengenai dampak GDPR terhadap 20% pendapatan iklan sisanya yang berasal dari properti anggota jaringan atau Network Members.

Pendapatan Google Network Members properti sebagian besar berasal dari situs-situs pihak ketiga yang menggunakan produk iklan AdMob, AdSense, atau DoubleClick milik Google untuk memasang iklan di situs mereka. Jika ada banyak pengguna internet di Eropa yang memilih tidak menggunakan alat penyasar iklan tersebut, hal itu akan membuat manfaat produk-produk iklan Google itu berkurang bagi pengiklan.


Secara umum, Pichai menegaskan Google berkomitmen memenuhi segala persyaratan aturan Eropa itu dan yakin GDPR akan menimbulkan perubahan negatif bagi bisnis.

"Secara umum, kami berpendapat kami akan mampu [menaati GDPR] dengan dampak yang positif bagi pengguna dan penerbit dan pengiklan, dan juga bisnis kami," ucapnya.
(roy) Next Article UE Setujui Aturan Baru Hak Cipta, Bisnis Google Cs Terancam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular