
Fokus Investor
BCA Untung Besar, Hingga Astra Agro yang Sedang Anjlok
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
24 April 2018 08:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi korporasi kemarin (23/04/2018), kembali menarik perhatian investor. Aksi korporasi, yang menjadi fokus utama investor meliputi laporan keuangan, kinerja perusahaan, dan penawaran saham perdana ke public (IPO).
Aksi koporasi tersebut, merupakan bagian dari agenda tahunan perusahaan yang akan berperan penting bagi investor dalam berinvestasi. Berikut, aktivitas emiten yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia, diantarannya:
1. Laba BCA Kuartal-I 2018 Naik 10,4%.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mebukukan kenaikan laba bersih kuartal-I 2018 sebesar Rp 5,5 triliun atau naik 10,4% dibandingkan periode tahun lalu. Kenaikan laba, didukung oleh kenaikan pendapatan BBCA sebesar 8,7% atau Rp 14,7 triliun dibandingkan tahun lalu tercatat sebesar Rp 13,5 triliun.
Posisi neraca yang sehat mendukung protofolio kredit naik 15% year on year (YoY) menjadi Rp 470 triliun. BBCA juga mencatatkan, pertumbuhan kartu kredit mencapai 12,3% menjadi Rp 11,8 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 1,5% akhir Maret 2018. Sementara rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan boss coverage) tercatat sebesar 183,6%.
Hingga akhir kuartal-I 2018, likuiditas perusahaan dan permodalan dengan posisi rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) sebesar 77,9% dan rasio kecukupan moda (CAR) sebesar 23,6%.
2. Pizza Hut Tetapkan Harga Saham IPO
PT Sarimelati Kencana, pemilik perusahaan Pizza Hut menawarkan sahamnya ke public (IPO) dengan harga saham dikisaran 1.100 hingga 1.350 per saham.
Jumlah saham yang akan dilepas ke public, sebesar 20% atau 604,375 juta saham. Sarimelati menargetkan dana yang dihimpun dari IPO mencapai Rp 664,8 miliar hingga Rp 815,9 miliar. Dana tersebut, rencananya akan dialokasikan 35% untuk melunasi pinjaman perusahaan melalui bank.
Selain melakukan penawaran saham perdana, perusahaan juga berencana untuk memperluas jaringan gerainya ke kota-kota seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan Kalimantan.
3. Laba Astra Agro Anjlok.
Kinerja PT Asrra Agro Lestari Tbk (AALI), pada kuartal-I 2018 turun siginifikan. Pemicu turunnya laba perseroan, adalah koreksi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebesar 3,12%.
Perusahaan mencatat, laba bersih turun 55,03% menjadi Rp 355,45 miliar dibandingkan laba bersih pada 2017 sebesar Rp 790,45 miliar. Penurunan laba bersih, juga diukung kenaikan beban pokok 19,62% menjadi Rp 3,7 triliun pada kuartal-I 2018. Bila dirinci, peningkatan beban pokok tertinggi adalah biaya panen dan pemelihataan naik 16,92% menjadi Rp 813,56. Pendapatan AALI, juga turun tipis pada 2018 menajdi Rp 4,44 triliun atau 0,99%, penyebab turunnya laba 2018 adalah penurunan pendapatan usaha dari inti sawit dan turunannya 26,65% menjadi Rp 594,66 miliar pada kuartal-I 2018.
4. Laba Waskita Karya Kuartal I Naik Signifikan
Kecelakaan proyek, nampaknya tidak memiliki pengaruh siginifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). WSKT, berhasil membukukan kenaikan laba bersih siginifikan pada kuartal-I 2018.
Sepanjang 2018, laba bersih tercatat naik 313,45% menjadi Rp 1,52 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 367,71 miliar. Kenaikan laba bersih WSKT, didukung oleh kenaikan pendpatan pada kuartal-I 2018 sebesar Rp12,39 trtilun ataun naik 68,56% dibandingkan periode lalu sebesar Rp 7,35 triliun.
Pendorong pendapatan tertinggi, berasal dari segmen jasa konstruksi 66,46% menajdiRp 11,95 trilun dan jasa jalan tol sebesar 341,03% menajdi Rp 302,25 miliar. Meskipun, perusahaan berhasil mencatatkan laba dan kenaikan pendapatan. Perusahaan, juga menanggung kenaikan beban pokok pada kuartal-I 2018, naik 59,93% menjadi Rp 9,60 triliun.
(hps) Next Article Ini Dia Bisnis Sektor Rekomendasi dari Analis Untuk 2020
Aksi koporasi tersebut, merupakan bagian dari agenda tahunan perusahaan yang akan berperan penting bagi investor dalam berinvestasi. Berikut, aktivitas emiten yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia, diantarannya:
1. Laba BCA Kuartal-I 2018 Naik 10,4%.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mebukukan kenaikan laba bersih kuartal-I 2018 sebesar Rp 5,5 triliun atau naik 10,4% dibandingkan periode tahun lalu. Kenaikan laba, didukung oleh kenaikan pendapatan BBCA sebesar 8,7% atau Rp 14,7 triliun dibandingkan tahun lalu tercatat sebesar Rp 13,5 triliun.
Hingga akhir kuartal-I 2018, likuiditas perusahaan dan permodalan dengan posisi rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) sebesar 77,9% dan rasio kecukupan moda (CAR) sebesar 23,6%.
2. Pizza Hut Tetapkan Harga Saham IPO
PT Sarimelati Kencana, pemilik perusahaan Pizza Hut menawarkan sahamnya ke public (IPO) dengan harga saham dikisaran 1.100 hingga 1.350 per saham.
Jumlah saham yang akan dilepas ke public, sebesar 20% atau 604,375 juta saham. Sarimelati menargetkan dana yang dihimpun dari IPO mencapai Rp 664,8 miliar hingga Rp 815,9 miliar. Dana tersebut, rencananya akan dialokasikan 35% untuk melunasi pinjaman perusahaan melalui bank.
Selain melakukan penawaran saham perdana, perusahaan juga berencana untuk memperluas jaringan gerainya ke kota-kota seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan Kalimantan.
3. Laba Astra Agro Anjlok.
Kinerja PT Asrra Agro Lestari Tbk (AALI), pada kuartal-I 2018 turun siginifikan. Pemicu turunnya laba perseroan, adalah koreksi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebesar 3,12%.
Perusahaan mencatat, laba bersih turun 55,03% menjadi Rp 355,45 miliar dibandingkan laba bersih pada 2017 sebesar Rp 790,45 miliar. Penurunan laba bersih, juga diukung kenaikan beban pokok 19,62% menjadi Rp 3,7 triliun pada kuartal-I 2018. Bila dirinci, peningkatan beban pokok tertinggi adalah biaya panen dan pemelihataan naik 16,92% menjadi Rp 813,56. Pendapatan AALI, juga turun tipis pada 2018 menajdi Rp 4,44 triliun atau 0,99%, penyebab turunnya laba 2018 adalah penurunan pendapatan usaha dari inti sawit dan turunannya 26,65% menjadi Rp 594,66 miliar pada kuartal-I 2018.
4. Laba Waskita Karya Kuartal I Naik Signifikan
Kecelakaan proyek, nampaknya tidak memiliki pengaruh siginifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). WSKT, berhasil membukukan kenaikan laba bersih siginifikan pada kuartal-I 2018.
Sepanjang 2018, laba bersih tercatat naik 313,45% menjadi Rp 1,52 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 367,71 miliar. Kenaikan laba bersih WSKT, didukung oleh kenaikan pendpatan pada kuartal-I 2018 sebesar Rp12,39 trtilun ataun naik 68,56% dibandingkan periode lalu sebesar Rp 7,35 triliun.
Pendorong pendapatan tertinggi, berasal dari segmen jasa konstruksi 66,46% menajdiRp 11,95 trilun dan jasa jalan tol sebesar 341,03% menajdi Rp 302,25 miliar. Meskipun, perusahaan berhasil mencatatkan laba dan kenaikan pendapatan. Perusahaan, juga menanggung kenaikan beban pokok pada kuartal-I 2018, naik 59,93% menjadi Rp 9,60 triliun.
(hps) Next Article Ini Dia Bisnis Sektor Rekomendasi dari Analis Untuk 2020
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular