
Internasional
GM Korea Selatan Batalkan Rencana Pengajuan Pailit
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 April 2018 17:59

Seoul, CNBC Indonesia - General Motors Co (GM) unit Korea Selatan membatalkan rencana untuk melakukan pemungutan suara untuk pengajuan permohanan kepailitan setelah mencapai kesepakatan upah tentatif dengan serikat buruh di menit-menit akhir pada hari Senin (23/4/2018). Kesepakatan itu membantu produsen mobil AS tersebut mendapatkan kelonggaran dalam hal gaji, bonus, dan tunjangan karyawan.
GM mengejutkan Korea Selatan pada Februari ketika meluncurkan rencana restrukturisasi besar untuk unit bisnisnya yang mengalami kerugian, termasuk menutup salah satu dari empat pabriknya di negara itu dan melakukan pengurangan sukarela untuk 2.600 pekerjanya.
Perusahaan pembuat mobil tersebut telah meminta kelonggaran upah dari serikat pekerja serta pendanaan pemerintah dan meminta insentif untuk menyelamatkan sisa tiga pabriknya di Korea Selatan.
Direksi GM Korea menunda keputusan untuk mengajukan perlindungan terhadap kebangkrutan ke pengadilan sampai Senin malam, setelah produsen mobil itu gagal mencapai kesepakatan upah dengan serikat pekerja pada batas waktu hari Jumat.
"Melalui perjanjian terbaru, GM Korea akan menjadi perusahaan manufaktur yang kompetitif," kata Kaher Kazem, kepala eksekutif GM Korea, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.
Kesepakatan itu akan membuka jalan bagi Korea Development Bank (KDB) untuk memberikan dukungan dan memungkinkan GM untuk mengalokasikan model-model baru ke Korea Selatan agar membantu mengembalikan kejayaan GM Korea, kata unit itu dalam sebuah pernyataan.
KDB adalah pemegang saham terbesar kedua GM Korea dengan 17% saham. Produsen mobil AS memiliki 77% saham GM Korea, sementara mitra utama China GM, SAIC Motor Corp Ltd, menguasai 6% sisanya.
Pemerintah telah meningkatkan tekanan pada GM dan serikat pekerja untuk segera mencapai kesepakatan dan mengatakan tanpa segera dibentuknya kesepakatan maka akan membahayakan sekitar 150.000 pekerja di pabrik pembuat mobil dan pemasoknya.
"Kelonggaran Besar"
Serikat pekerja menerima permintaan perusahaan untuk membekukan gaji pokok dan tidak membayar bonus untuk tahun ini serta mengurangi tunjangan yang diterima karyawan.
Peningkatan upah pokok di masa depan dan pembayaran kinerja "akan tergantung pada apakah perusahaan memperoleh kembali profitabilitas", sementara kenaikan upah dasar tidak akan melebihi inflasi, menurut kesepakatan yang dilihat oleh Reuters.
Mengenai 680 pekerja yang tersisa di pabrik Gunsan, yang dijadwalkan akan ditutup pada bulan Mei, perusahaan akan "menerapkan opsi, yang termasuk program pengurangan karyawan dan pemindahan sukarela" ke pabrik lain untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Serikat buruh memberi kelonggaran besar untuk menyelamatkan perusahaan," kata Hong Young-pyo, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat yang berkuasa yang menengahi perjanjian tersebut, pada konferensi pers setelah kesepakatan.
Serikat pekerja absen dari konferensi pers di mana Hong dan direksi GM hadir.
Seorang juru bicara serikat pekerja menolak berkomentar dan mengatakan anggota serikat diperkirakan akan melakukan pemungutan suara mengenai kesepakatan awal itu pada hari Rabu dan Kamis.
Selama tiga tahun terakhir, GM telah berusaha untuk fokus pada pasar yang menguntungkan, terutama Amerika Serikat dan China, dan teknologi baru seperti kendaraan listrik dan kendaraan otomatis.
Unit Korea Selatan, yang dulu menjadi tulang punggung strategi pasar Asia dari GM, telah kesulitan membayar tenaga kerjanya dan dirugikan oleh keputusan perusahaan yang ingin menarik merek Chevrolet-nya dari Eropa, pasar ekspor utamanya. Perusahaan membukukan kerugian bersih sebesar US$1,1 miliar (Rp 15,3 triliun) pada tahun 2017, tahun keempat berturut-turut mencatatkan kerugian.
Unit ini masih membuat lebih dari 1 juta kendaraan rakitan atau dirakit sebagian untuk pasar Amerika Serikat, Eropa, dan negara berkembang. Unit ini juga merupakan sumber rekayasa dan desain untuk kendaraan kecil dan kendaraan listrik GM, serta menjadi rumah bagi beberapa pemasok peringkat teratas GM secara global.
(prm) Next Article Batas Waktu Restrukturisasi General Motors Korea 20 April
GM mengejutkan Korea Selatan pada Februari ketika meluncurkan rencana restrukturisasi besar untuk unit bisnisnya yang mengalami kerugian, termasuk menutup salah satu dari empat pabriknya di negara itu dan melakukan pengurangan sukarela untuk 2.600 pekerjanya.
Perusahaan pembuat mobil tersebut telah meminta kelonggaran upah dari serikat pekerja serta pendanaan pemerintah dan meminta insentif untuk menyelamatkan sisa tiga pabriknya di Korea Selatan.
"Melalui perjanjian terbaru, GM Korea akan menjadi perusahaan manufaktur yang kompetitif," kata Kaher Kazem, kepala eksekutif GM Korea, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.
Kesepakatan itu akan membuka jalan bagi Korea Development Bank (KDB) untuk memberikan dukungan dan memungkinkan GM untuk mengalokasikan model-model baru ke Korea Selatan agar membantu mengembalikan kejayaan GM Korea, kata unit itu dalam sebuah pernyataan.
KDB adalah pemegang saham terbesar kedua GM Korea dengan 17% saham. Produsen mobil AS memiliki 77% saham GM Korea, sementara mitra utama China GM, SAIC Motor Corp Ltd, menguasai 6% sisanya.
Pemerintah telah meningkatkan tekanan pada GM dan serikat pekerja untuk segera mencapai kesepakatan dan mengatakan tanpa segera dibentuknya kesepakatan maka akan membahayakan sekitar 150.000 pekerja di pabrik pembuat mobil dan pemasoknya.
"Kelonggaran Besar"
Serikat pekerja menerima permintaan perusahaan untuk membekukan gaji pokok dan tidak membayar bonus untuk tahun ini serta mengurangi tunjangan yang diterima karyawan.
Peningkatan upah pokok di masa depan dan pembayaran kinerja "akan tergantung pada apakah perusahaan memperoleh kembali profitabilitas", sementara kenaikan upah dasar tidak akan melebihi inflasi, menurut kesepakatan yang dilihat oleh Reuters.
Mengenai 680 pekerja yang tersisa di pabrik Gunsan, yang dijadwalkan akan ditutup pada bulan Mei, perusahaan akan "menerapkan opsi, yang termasuk program pengurangan karyawan dan pemindahan sukarela" ke pabrik lain untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Serikat buruh memberi kelonggaran besar untuk menyelamatkan perusahaan," kata Hong Young-pyo, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat yang berkuasa yang menengahi perjanjian tersebut, pada konferensi pers setelah kesepakatan.
Serikat pekerja absen dari konferensi pers di mana Hong dan direksi GM hadir.
Seorang juru bicara serikat pekerja menolak berkomentar dan mengatakan anggota serikat diperkirakan akan melakukan pemungutan suara mengenai kesepakatan awal itu pada hari Rabu dan Kamis.
Selama tiga tahun terakhir, GM telah berusaha untuk fokus pada pasar yang menguntungkan, terutama Amerika Serikat dan China, dan teknologi baru seperti kendaraan listrik dan kendaraan otomatis.
Unit Korea Selatan, yang dulu menjadi tulang punggung strategi pasar Asia dari GM, telah kesulitan membayar tenaga kerjanya dan dirugikan oleh keputusan perusahaan yang ingin menarik merek Chevrolet-nya dari Eropa, pasar ekspor utamanya. Perusahaan membukukan kerugian bersih sebesar US$1,1 miliar (Rp 15,3 triliun) pada tahun 2017, tahun keempat berturut-turut mencatatkan kerugian.
Unit ini masih membuat lebih dari 1 juta kendaraan rakitan atau dirakit sebagian untuk pasar Amerika Serikat, Eropa, dan negara berkembang. Unit ini juga merupakan sumber rekayasa dan desain untuk kendaraan kecil dan kendaraan listrik GM, serta menjadi rumah bagi beberapa pemasok peringkat teratas GM secara global.
(prm) Next Article Batas Waktu Restrukturisasi General Motors Korea 20 April
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular