
Rupiah Ditutup Melemah Lawan Dolar AS ke Rp 13.780/US$
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
19 April 2018 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini bergerak melemah. Pelemahan ini didorong oleh spread imbal hasil obligasi US Treasury dan pemerintah Indonesia yang semakin menipis seiring dengan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS tersebut.
Pada Kamis (19/04/2018) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.780. Rupiah melemah 0,05% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Posisi rupiah terlemah berada di Rp13.784/US$, sementara posisi terkuat di Rp 13.768/US$.
Naiknya imbal hasil US Treasury hari ini tidak lepas dari meningkatnya risk appetite investor karena kondisi global yang cenderung kondusif. Investor mulai meninggalkan instrumen minim resiko seperti obligasi pemerintah dan beralih ke instrument beresiko tinggi seperti pasar saham.
Akibatnya permintaan terhadap obligasi pemerintah cenderung turun dan mendorong naiknya tingkat imbal hasil sehingga mendorong dolar AS untuk pulang kampung ke negeri paman sam. Kondisi ini akan membuat posisi dolar AS menjadi lebih kuat.
Sementara dari dalam negeri, ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya cukup besar. Dalam rapat dewan gubernur BI selama dua hari ini, diperkirakan tingkat suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate akan tetap bertahan di kisaran 4,25%.
Jika BI benar menahan tingkat suku bunga acuaanya, maka spread antara obligasi pemerintah AS dan Indonesia dipastikan semakin menipis yang dapat memicu terjadi capital outflow dan menjadi berita buruk untuk rupiah.
Pelemahan terjadi para rupiah sejalan dengan respon mayoritas mata uang Asia seiring dengan penguatan yang terjadi pada Greenback. Berikut pergerakan beberapa mata uang kawasan seperti dikutip dari Reuters :
(dru) Next Article Rupiah Kurang Bergairah, Jadi PR Pemerintah
Pada Kamis (19/04/2018) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.780. Rupiah melemah 0,05% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Posisi rupiah terlemah berada di Rp13.784/US$, sementara posisi terkuat di Rp 13.768/US$.
Naiknya imbal hasil US Treasury hari ini tidak lepas dari meningkatnya risk appetite investor karena kondisi global yang cenderung kondusif. Investor mulai meninggalkan instrumen minim resiko seperti obligasi pemerintah dan beralih ke instrument beresiko tinggi seperti pasar saham.
Akibatnya permintaan terhadap obligasi pemerintah cenderung turun dan mendorong naiknya tingkat imbal hasil sehingga mendorong dolar AS untuk pulang kampung ke negeri paman sam. Kondisi ini akan membuat posisi dolar AS menjadi lebih kuat.
Sementara dari dalam negeri, ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya cukup besar. Dalam rapat dewan gubernur BI selama dua hari ini, diperkirakan tingkat suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate akan tetap bertahan di kisaran 4,25%.
Jika BI benar menahan tingkat suku bunga acuaanya, maka spread antara obligasi pemerintah AS dan Indonesia dipastikan semakin menipis yang dapat memicu terjadi capital outflow dan menjadi berita buruk untuk rupiah.
Pelemahan terjadi para rupiah sejalan dengan respon mayoritas mata uang Asia seiring dengan penguatan yang terjadi pada Greenback. Berikut pergerakan beberapa mata uang kawasan seperti dikutip dari Reuters :
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 107,38 | -0,13 |
Yuan China | 6,27 | -0,09 |
Won Korsel | 1,060,41 | +0,35 |
Dolar Taiwan | 31,22 | -0,22 |
Rupee India | 65,77 | -0,10 |
Dolar Singapura | 1.30 | +0,02 |
Ringgit Malaysia | 3.88 | -0,03 |
Bath Thailand | 31,21 | -0,06 |
Peso Filipina | 52,06 | -0,05 |
(dru) Next Article Rupiah Kurang Bergairah, Jadi PR Pemerintah
Most Popular