
Saham Masih Diburu, Pasar Obligasi Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 April 2018 09:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih cukup gencarnya investor dalam memburu aset-aset beresiko seperti saham membuat pasar obligasi kembali ditinggal. Pada sesi awal perdagangan, Indonesia Composite Bond Index terkoreksi sebesar 0,1%, berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkerek naik 0,13%.
Melansir Reuters, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik tipis menjadi 6,638%, dari yang sebelumnya 6,635%. Terhitung sejak 16 April, imbal hasil terus merangkak naik.
Pada perdagangan hari ini, investor nampak masih memilih aset beresiko lantaran sentimen eksternal yang positif. Pertama, Wall Street ditutup menghijau pada perdagangan kemarin (18/4/2018), seiring masih positifnya kinerja keuangan kuartal 1 dari emiten-emiten yang melantai disana.
Menurut data Thomson Reuters, sebanyak 79% dari 500 perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P pada tahun lalu membukukan kinerja positif dengan catatan laba bersih melampaui ekspektasi. Sementara itu, 83% lainnya mampu mencatat penjualan di atas ekspektasi pasar.
Kemudian, pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong Un yang sudah semakin nyata membuat investor optimis bahwa Korea Utara pada akhirnya akan melakukan denuklirisasi. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara seringkali membuat investor melarikan dananya ke instrumen yang lebih aman seperti obligasi.
AS diketahui telah menjalin komunikasi secara intens dengan Korea Utara guna mengatur pertemuannya dengan Kim Jong Un yang dijadwalkan pada akhir Mei atau pada bulan Juni. Pernyataan ini dilontarkan Trump pada saat sesi foto dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang sedang melakukan kunjungan ke AS.
Bahkan melalui postingannya di Twitter sore kemarin pada waktu Indonesia, Trump mengungkapkan bahwa Mike Pompeo yang merupakan Secretary of State telah bertemu secara langsung dengan Kim Jong Un pada minggu lalu.
"Mike Pompeo bertemu dengan Kim Jong Un di Korea Utara pada minggu lalu. Pertemuan berlangsung sangat lancar dan hubungan yang baik telah terbentuk. Rincian mengenai pertemuan sedang dikerjakan sekarang. Denuklirisasi akan menjadi hal yang baik untuk dunia, juga untuk Korea Utara!", papar Trump dalam akun @realDonaldTrump.
Dari dalam negeri, konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuannya di level 4,25%. Akibatnya, tak ada sentimen positif dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) bagi pasar obligasi. Pada umumnya, pasar obligasi akan menguat kala bank sentral menurunkan suku bunga acuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Komoditas Hingga Perbankan, Sektor Berpeluang Melesat di 2021
Melansir Reuters, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik tipis menjadi 6,638%, dari yang sebelumnya 6,635%. Terhitung sejak 16 April, imbal hasil terus merangkak naik.
Kemudian, pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong Un yang sudah semakin nyata membuat investor optimis bahwa Korea Utara pada akhirnya akan melakukan denuklirisasi. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara seringkali membuat investor melarikan dananya ke instrumen yang lebih aman seperti obligasi.
AS diketahui telah menjalin komunikasi secara intens dengan Korea Utara guna mengatur pertemuannya dengan Kim Jong Un yang dijadwalkan pada akhir Mei atau pada bulan Juni. Pernyataan ini dilontarkan Trump pada saat sesi foto dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang sedang melakukan kunjungan ke AS.
Bahkan melalui postingannya di Twitter sore kemarin pada waktu Indonesia, Trump mengungkapkan bahwa Mike Pompeo yang merupakan Secretary of State telah bertemu secara langsung dengan Kim Jong Un pada minggu lalu.
"Mike Pompeo bertemu dengan Kim Jong Un di Korea Utara pada minggu lalu. Pertemuan berlangsung sangat lancar dan hubungan yang baik telah terbentuk. Rincian mengenai pertemuan sedang dikerjakan sekarang. Denuklirisasi akan menjadi hal yang baik untuk dunia, juga untuk Korea Utara!", papar Trump dalam akun @realDonaldTrump.
Dari dalam negeri, konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuannya di level 4,25%. Akibatnya, tak ada sentimen positif dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) bagi pasar obligasi. Pada umumnya, pasar obligasi akan menguat kala bank sentral menurunkan suku bunga acuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Komoditas Hingga Perbankan, Sektor Berpeluang Melesat di 2021
Most Popular