
International
IMF: Pertumbuhan Ekonomi India dan ASEAN di Atas Global
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 April 2018 15:38

IMF menghitung perdagangan global melonjak 4,9% tahun lalu, dimana ekportir China menjadi salah satu pihak yang paling di untungkan.
Prospek mereka kurang pasti dampak dari ancaman Presiden AS, Donald Trump yang menerapkan tarif senilai US$150 miliar pada barang-barang China, sebagai bagian dari pelaksanaan agenda 'America First'.
IMF mengatakan beberapa kekhawatiran besar yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di antaranya adalah perang dagang yang meningkat, risiko dari perubahan kebijakan menjadi kebijakan proteksionis, dan tekanan geopolitik.
"Sebuah peningkatan penetapan tarif dan pembatasan perdagangan non-tarif dapat membahayakan sentimen pasar, mengganggu rantai pasokan global, dan memperlambat laju penyebaran teknologi baru, serta mengurangi produktifitas dan tingkat investasi global," ujar IMF.
Menggelembungkan hutang di China dan India telah menjadi kekhawatiran utama bagi IMF dalam beberapa tahun belakangan. Tahun lalu IMF mengatakan pertumbuhan utang China telah melampaui batas aman.
Di India, tingginya tingkat utang bermasalah memaksa pemerintah menyuntikkan modal kepada bank plat merah hingga nilainya mencapai US$32 miliar pada bulan Oktober.
Pembuat kebijakan China telah menunda pemotongan hutang dan membiarkan hutang yang stabil dan rasional terus meningkat pada tahun ini untuk menjaga pertumbuhan. IMF mengatakan para pembuat kebijakan telah 'mengikis ruang kebijakan yang berharga', tetapi memuji upaya regulator untuk mengendalikan bagian paling berisiko dari pinjamannya yang dikenal sebagai shadow banking.
"Namun, total pertumbuhan kredit tetap tinggi," tulis IMF.
Di India, bank-bank pemerintah dibebani oleh hutang yang bermasalah, membuat mereka kesulitan untuk terus mendanai perekonomian.
Masalah kualitas kredit dan hutang di bank-bank tersebut akan "menghambat investasi di India", tulis IMF. (roy/roy)
Prospek mereka kurang pasti dampak dari ancaman Presiden AS, Donald Trump yang menerapkan tarif senilai US$150 miliar pada barang-barang China, sebagai bagian dari pelaksanaan agenda 'America First'.
IMF mengatakan beberapa kekhawatiran besar yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di antaranya adalah perang dagang yang meningkat, risiko dari perubahan kebijakan menjadi kebijakan proteksionis, dan tekanan geopolitik.
Di India, tingginya tingkat utang bermasalah memaksa pemerintah menyuntikkan modal kepada bank plat merah hingga nilainya mencapai US$32 miliar pada bulan Oktober.
Pembuat kebijakan China telah menunda pemotongan hutang dan membiarkan hutang yang stabil dan rasional terus meningkat pada tahun ini untuk menjaga pertumbuhan. IMF mengatakan para pembuat kebijakan telah 'mengikis ruang kebijakan yang berharga', tetapi memuji upaya regulator untuk mengendalikan bagian paling berisiko dari pinjamannya yang dikenal sebagai shadow banking.
"Namun, total pertumbuhan kredit tetap tinggi," tulis IMF.
Di India, bank-bank pemerintah dibebani oleh hutang yang bermasalah, membuat mereka kesulitan untuk terus mendanai perekonomian.
Masalah kualitas kredit dan hutang di bank-bank tersebut akan "menghambat investasi di India", tulis IMF. (roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular