
Investor Berani Ambil Risiko, Obligasi Ditinggalkan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 April 2018 10:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi negara kembali naik dalam perdagangan hari ini. Minat investor terhadap aset-aset berisiko membuat obligasi menjadi kurang peminat.
Pada Selasa (17/4/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 6,610%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 6,596%.
Kenaikan yield adalah dampak dari penurunan harga. Saat ini, harga SBN 10 tahun berada di 96,661%. Kemarin, harga instrumen ini adalah 96,746%. Penurunan harga menandakan SBN sedang kurang diminati.
Padahal, baru akhir pekan lalu Moody's menaikkan peringkat (rating) surat utang pemerintah Indonesia dari Baa3 ke Baa2. Namun dampak positif dari kenaikan rating ini hanya bertahan sehari. Sejak kemarin, yield SBN malah merangkak naik.
Namun, kenaikan yield obligasi tidak hanya dialami Indonesia. Di negara-negara tetangga, yield obligasi pemerintah juga mencatat kenaikan.
Investor saat ini tengah mengalihkan perhatian ke instrumen berisiko seperti saham. Dalam perdagangan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street mencatat penguatan. Bursa saham Asia pun kemudian kompak bergerak di jalur hijau.
Pada pukul 10:45 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,12%. Kemudian Straits Times bertambah 0,27%, Nikkei 225 naik 0,01%, dan Hang Seng juga tumbuh 0,01%.
Minimnya sentimen negatif di pasar keuangan membuat investor berani mengambil risiko (risk on). Akibatnya instrumen yang relatif aman seperti obligasi dan emas sedang tidak masuk dalam radar pelaku pasar.
Sentimen konflik Suriah yang mereda membuat bursa saham seakan melaju tanpa hambatan berarti. Pelaku pasar menilai kemungkinan untuk serangan lanjutan maupun aksi balasan dari Suriah dan pembelanya relatif kecil.
Apalagi setelah bombardir akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengirim cuitan di Twitter bahwa "misi telah selesai".
Sebelum ada perkembangan baru, sepertinya pelaku pasar menilai isu Suriah sudah selesai. Oleh karena itu, investor kembali meminati instrumen berisiko dan meninggalkan aset-aset aman (safe heaven), termasuk obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Bunga Surat Utang Pemerintah Turun Pekan Ini, Kok Bisa?
Pada Selasa (17/4/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 6,610%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 6,596%.
![]() |
Namun, kenaikan yield obligasi tidak hanya dialami Indonesia. Di negara-negara tetangga, yield obligasi pemerintah juga mencatat kenaikan.
![]() |
Investor saat ini tengah mengalihkan perhatian ke instrumen berisiko seperti saham. Dalam perdagangan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street mencatat penguatan. Bursa saham Asia pun kemudian kompak bergerak di jalur hijau.
Pada pukul 10:45 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,12%. Kemudian Straits Times bertambah 0,27%, Nikkei 225 naik 0,01%, dan Hang Seng juga tumbuh 0,01%.
Minimnya sentimen negatif di pasar keuangan membuat investor berani mengambil risiko (risk on). Akibatnya instrumen yang relatif aman seperti obligasi dan emas sedang tidak masuk dalam radar pelaku pasar.
Sentimen konflik Suriah yang mereda membuat bursa saham seakan melaju tanpa hambatan berarti. Pelaku pasar menilai kemungkinan untuk serangan lanjutan maupun aksi balasan dari Suriah dan pembelanya relatif kecil.
Apalagi setelah bombardir akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengirim cuitan di Twitter bahwa "misi telah selesai".
Sebelum ada perkembangan baru, sepertinya pelaku pasar menilai isu Suriah sudah selesai. Oleh karena itu, investor kembali meminati instrumen berisiko dan meninggalkan aset-aset aman (safe heaven), termasuk obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Bunga Surat Utang Pemerintah Turun Pekan Ini, Kok Bisa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular