
Neraca Perdagangan Maret Surplus, IHSG Menguat 0,26%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 April 2018 16:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan manis. Pada akhir perdagangan hari ini, IHSG ditutup menguat 0,26% ke level 6.286,75.
Penguatan IHSG terjadi ditengah bursa saham utama kawasan regional yang diperdagangkan bervariasi: indeks Nikkei naik 0,26%, indeks Shanghai turun 1,53%, indeks Hang Seng turun 1,6%, indeks Strait Times turun 0,21%, dan indeks Kospi naik 0,1%.
Transaksi berlangsung sangat sepi yakni senilai Rp 4,97 triliun dengan volume transaksi sebanyak 6,71 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 336.112 kali.
Pergerakan bursa saham regional pada hari ini masih dihantui oleh ketidakpastian terkait hubungan AS dan Rusia, pasca AS dan sekutunya (Inggris dan Prancis) melancarkan serangan rudal ke Suriah pada hari Jumat waktu setempat (13/4/2018) guna memusnahkan fasilitas pembuatan senjata kimia yang digunakan dalam serangan beberapa waktu lalu di kota Douma.
Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Negeri Beruang Merah sudah terancam dengan serangan tersebut. "Tindakan seperti itu tidak bisa didiamkan tanpa konsekuensi," tegas Antonov.
Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan keras kepada AS dan sekutunya bahwa bila sampai ada serangan susulan ke Suriah, maka akan terjadi kekacauan.
"Presiden Putin menggarisbawahi bahwa bila tindakan yang melanggar peraturan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tersebut terus berlangsung, maka akan menyebabkan kekacauan di hubungan internasional," tegas pernyataan Kremlin, dikuitip dari Reuters.
Dair dalam negeri, sentimen positif datang dari rilis neraca perdagangan periode Maret 2018 yang secara mengejutkan mencatatkan surplus senilai US$ 1,09 miliar. Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat tumbuh sebesar 6,14% YoY, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni pertumbuhan sebesar 0,8% YoY.
Sementara itu, impor tercatat hanya tumbuh sebesar 9,07% YoY, lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar yang sebesar 11,6% YoY. Surplus pada bulan Maret lantas mengakhiri rentetan defisit yang sudah terjadi sepanjang 3 bulan sebelumnya (Desember 2017-Februari 2018).
Memang, dalam kondisi rupiah yang masih berada dalam tekanan seperti saat ini, surplus neraca perdagangan sudah menjadi kejutan yang dinantikan oleh investor. Pasalnya, surplus neraca perdagangan dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah akibat adanya aliran devisa yang masuk ke dalam negeri.
Selain itu, dinaikannya peringkat surat utang Indonesia oleh Moody's Investors Service (Moody's) juga memberi suntikan tenaga bagi IHSG. Pada hari Jumat lalu, Moody's menaikkan peringkat surat utang jangka panjang Indonesia sebanyak 1 tingkat ke level Baa2, dari yang sebelumnya Baa3.
Kebijakan moneter dan fiskal Indonesia dinilai mampu mempertahankan kestabilan makroekonomi dan membangun penyangga di sektor keuangan yang kuat.
Secara sektoral, penguatan IHSG paling banyak disumbang oleh sektor barang konsumsi yang naik sebesar 0,97% dan memberikan sumbangan sebesar 12,6 poin dari kenaikan IHSG yang sebesar 16,4 poin. Saham-saham sektor barang konsumsi yang mencatatkan kenaikan di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UVNR (+2,64%), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (+2%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+0,3%), dan PT Mayora Indah Tbk/MYOR (+0,34%).
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Penguatan IHSG terjadi ditengah bursa saham utama kawasan regional yang diperdagangkan bervariasi: indeks Nikkei naik 0,26%, indeks Shanghai turun 1,53%, indeks Hang Seng turun 1,6%, indeks Strait Times turun 0,21%, dan indeks Kospi naik 0,1%.
Transaksi berlangsung sangat sepi yakni senilai Rp 4,97 triliun dengan volume transaksi sebanyak 6,71 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 336.112 kali.
Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Negeri Beruang Merah sudah terancam dengan serangan tersebut. "Tindakan seperti itu tidak bisa didiamkan tanpa konsekuensi," tegas Antonov.
Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan keras kepada AS dan sekutunya bahwa bila sampai ada serangan susulan ke Suriah, maka akan terjadi kekacauan.
"Presiden Putin menggarisbawahi bahwa bila tindakan yang melanggar peraturan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tersebut terus berlangsung, maka akan menyebabkan kekacauan di hubungan internasional," tegas pernyataan Kremlin, dikuitip dari Reuters.
Dair dalam negeri, sentimen positif datang dari rilis neraca perdagangan periode Maret 2018 yang secara mengejutkan mencatatkan surplus senilai US$ 1,09 miliar. Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat tumbuh sebesar 6,14% YoY, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni pertumbuhan sebesar 0,8% YoY.
Sementara itu, impor tercatat hanya tumbuh sebesar 9,07% YoY, lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar yang sebesar 11,6% YoY. Surplus pada bulan Maret lantas mengakhiri rentetan defisit yang sudah terjadi sepanjang 3 bulan sebelumnya (Desember 2017-Februari 2018).
Memang, dalam kondisi rupiah yang masih berada dalam tekanan seperti saat ini, surplus neraca perdagangan sudah menjadi kejutan yang dinantikan oleh investor. Pasalnya, surplus neraca perdagangan dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah akibat adanya aliran devisa yang masuk ke dalam negeri.
Selain itu, dinaikannya peringkat surat utang Indonesia oleh Moody's Investors Service (Moody's) juga memberi suntikan tenaga bagi IHSG. Pada hari Jumat lalu, Moody's menaikkan peringkat surat utang jangka panjang Indonesia sebanyak 1 tingkat ke level Baa2, dari yang sebelumnya Baa3.
Kebijakan moneter dan fiskal Indonesia dinilai mampu mempertahankan kestabilan makroekonomi dan membangun penyangga di sektor keuangan yang kuat.
Secara sektoral, penguatan IHSG paling banyak disumbang oleh sektor barang konsumsi yang naik sebesar 0,97% dan memberikan sumbangan sebesar 12,6 poin dari kenaikan IHSG yang sebesar 16,4 poin. Saham-saham sektor barang konsumsi yang mencatatkan kenaikan di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UVNR (+2,64%), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (+2%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+0,3%), dan PT Mayora Indah Tbk/MYOR (+0,34%).
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular