
Sempat Nunggak Bayar Kupon Obligasi, Pefindo Awasi TAXI
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
13 April 2018 14:42

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) terus memantau pembayaran bunga (kupon) atas obligasi I PT Express Transindo Tbk (TAXI) senilai Rp 1 triliun. Perseroan sebelumnya sempat menunda pembayara kupon ke-15, yang kemudian dibayarkan setelah mendapatkan pinjaman dari induk usaha.
Analis Pefindo Yogi Perdana mengakan, Pefindo akan meninjau cara TAXI membayar kupon ke-16 obligasi. Sebelumnya TAXI mendapatkan pinjaman sebesar RP 33,62 miliar dari PT Rajawali Corpora (RC) selaku induk usaha untuk membayar kupon ke-15 yang sempat menunggak.
"Kami terus memonitor mereka ya, soalnya kemarin sempat menunda pembayaran kupon ke-15 dan berhasil dibayar melalui pinjaman dari Rajawali Corpora. Pembayaran kupon tersebut, kedepan masih terus membebani kinerja TAXI", ujar Yogi di Panin Tower, Jumat (13/4/2018).
Dengan tambahan pinjaman dari induk usaha tersebut, total pinjaman TAXI kepada Rajawali Corpora bertambah menjadi Rp 133,75 miliar. Untuk jangka panjang TAXI masih memiliki utang kepada PT Bank Central Asia (BBCA) yang juga harus dibayarkan. Sehingga, TAXI saat ini sedang masuk dalam watching list Pefindo saat ini.
"Kalau kami lihat, kas perusahaan tertekan karena likuiditas TAXI yang mengecil. Ini membuat kinerja TAXI masih terus terbebani oleh utang tersebut (ke induk usaha) dan juga beban bunga kredit kepada BBCA, jadi kami masukkan TAXI dalam watching list", tambah Yogi.
Pefindo memperkirakan kinerja TAXI masih terus tertekan karena pendapatan usaha taksi konvensional yang terus menurun. TAXI harus mencari akal untuk dapat menuntaskan beban utang obligasi dan utang jangka panjang di masa mendatang.
"Kami lihat kinerja usaha taksi konvensional turun drastis. Untuk itu TAXI harus mencari cara untuk dapat membayar kupon. Dari sisi internal, perusahaan sangat kurang (mampu) untuk bisa membayar kupon dan utang jangka panjangnya", ujar Yogi.
Sebelumnya, saham TAXI dihentikan sementara (suspend) oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 April 2018, hal tersebut dilakukan karena TAXI menunda pembayaran kupon ke 15 obligasi I TAXI Tahun 2015.
Selanjutnya, pada tanggal 5 April 2018, TAXI membayar kupon tersebut dengan meminjam sebesar Rp 33,62 miliar kepada induk usahanya yaitu PT Rajawali Copora (RC).
(hps) Next Article Manajemen TAXI Klarifikasi Soal Akusisi Go-Jek
Analis Pefindo Yogi Perdana mengakan, Pefindo akan meninjau cara TAXI membayar kupon ke-16 obligasi. Sebelumnya TAXI mendapatkan pinjaman sebesar RP 33,62 miliar dari PT Rajawali Corpora (RC) selaku induk usaha untuk membayar kupon ke-15 yang sempat menunggak.
"Kami terus memonitor mereka ya, soalnya kemarin sempat menunda pembayaran kupon ke-15 dan berhasil dibayar melalui pinjaman dari Rajawali Corpora. Pembayaran kupon tersebut, kedepan masih terus membebani kinerja TAXI", ujar Yogi di Panin Tower, Jumat (13/4/2018).
"Kalau kami lihat, kas perusahaan tertekan karena likuiditas TAXI yang mengecil. Ini membuat kinerja TAXI masih terus terbebani oleh utang tersebut (ke induk usaha) dan juga beban bunga kredit kepada BBCA, jadi kami masukkan TAXI dalam watching list", tambah Yogi.
Pefindo memperkirakan kinerja TAXI masih terus tertekan karena pendapatan usaha taksi konvensional yang terus menurun. TAXI harus mencari akal untuk dapat menuntaskan beban utang obligasi dan utang jangka panjang di masa mendatang.
"Kami lihat kinerja usaha taksi konvensional turun drastis. Untuk itu TAXI harus mencari cara untuk dapat membayar kupon. Dari sisi internal, perusahaan sangat kurang (mampu) untuk bisa membayar kupon dan utang jangka panjangnya", ujar Yogi.
Sebelumnya, saham TAXI dihentikan sementara (suspend) oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 April 2018, hal tersebut dilakukan karena TAXI menunda pembayaran kupon ke 15 obligasi I TAXI Tahun 2015.
Selanjutnya, pada tanggal 5 April 2018, TAXI membayar kupon tersebut dengan meminjam sebesar Rp 33,62 miliar kepada induk usahanya yaitu PT Rajawali Copora (RC).
(hps) Next Article Manajemen TAXI Klarifikasi Soal Akusisi Go-Jek
Most Popular