
Moody's Naikkan Peringkat tapi IHSG Koreksi, Ini Kata Analis
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
13 April 2018 13:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Analis menilai rilis laporan lembaga pemeringkat Moodys Investors Service tidak memiliki pengaruh besar terhadap kinerja pasar saham domestik.
Analis Henan Putihrai Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan pernyataan Moody's tidak punya pengaruh signifikan terhadap pasar saham domestik karena pelaku pasar saham domestik lebih percaya pada penyematan peringkat utang oleh Standars & Poor (S&P).
"Laporan Moodys, tidak memiliki pengaruh besar terhadap IHSG, lain halnya jika laporan tersebut disampaikan oleh Standards and Poor, meskipun laporan Moodys menyatakan peringkat utang Indonesia naik, namun kita masih harus menunggu laporan dari lembaga yang lebih reliable seperti", ujar Liza Carmelia.
Pagi ini, Moody's menaikkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil pada 13 April 2018.
Dalam siaran persnya, Moody's menyatakan faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah kerangka kebijakan yang kredibel dan efektif yang dinilai kondusif bagi stabilitas makroekonomi.
Peningkatan cadangan devisa dan penerapan kebijakan fiskal dan moneter yang berhati-hati tersebut memperkuat ketahanan dan kapasitas Indonesia dalam menghadapi gejolak eksternal.
Di sisi fiskal, Pemerintah dinilai mampu menjaga fiskal defisit di bawah batas 3% sejak diberlakukan pada 2003. Defisit yang dapat dipertahankan di level rendah dan didukung oleh pembiayaan yang bersifat jangka panjang dapat menjaga beban utang tetap rendah sehingga mengurangi kebutuhan dan risiko pembiayaan.
Di sisi moneter, Bank Indonesia telah menunjukkan rekam jejak dalam memprioritaskan stabilitas makroekonomi. Penerapan kebijakan nilai tukar fleksibel dan koordinasi kebijakan yang lebih efektif antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dinilai mampu menjaga inflasi di level yang cukup rendah dan stabil.
Analis Mirae Sekuritas Christine Natasya menambahkan investor cenderung menyimak perkembang utang Indonesia dan perbaikan jangka panjang terhadap ekonomi Indonesia. Perubahan peringkat utang yang disampaikan Moody's tidak punya pengaruh sigfikan terhadap kinerja pasar saham domestik dalam jangka pendek.
"Investor masih melihat gradual improvement, sehingga laporan Moodys tidak dapat menjadi acuan pergerakan IHSG dan investor masih was-was terhadap kemungkinan utang Indonesia karena GDP kita sendiri tidak naik signifikan", ujar Christine.
Pada perdaganagn hari ini, IHSG sempat dibuka menguat 0,19 % ke level 6.322,94. Namun, pada penutupan perdagangan sesi I IHSG terkoreksi 0,03% ke level 6.308, 933 poin. Rilis Moodys tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja IHSG.
Perdagangan berlangsung sepi denga nilai transaksi Rp 2,8 triliun, ditransaksikan 175, 537 kali dengan volume transaksi Rp 4.95 juta. Adapun, 156 saham naik, 151 saham turun ,dan 134 saham tidak berubah.
(hps/hps) Next Article Moody's Bakal Downgrade Peringkat Boeing?
Analis Henan Putihrai Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan pernyataan Moody's tidak punya pengaruh signifikan terhadap pasar saham domestik karena pelaku pasar saham domestik lebih percaya pada penyematan peringkat utang oleh Standars & Poor (S&P).
"Laporan Moodys, tidak memiliki pengaruh besar terhadap IHSG, lain halnya jika laporan tersebut disampaikan oleh Standards and Poor, meskipun laporan Moodys menyatakan peringkat utang Indonesia naik, namun kita masih harus menunggu laporan dari lembaga yang lebih reliable seperti", ujar Liza Carmelia.
Dalam siaran persnya, Moody's menyatakan faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah kerangka kebijakan yang kredibel dan efektif yang dinilai kondusif bagi stabilitas makroekonomi.
Peningkatan cadangan devisa dan penerapan kebijakan fiskal dan moneter yang berhati-hati tersebut memperkuat ketahanan dan kapasitas Indonesia dalam menghadapi gejolak eksternal.
Di sisi fiskal, Pemerintah dinilai mampu menjaga fiskal defisit di bawah batas 3% sejak diberlakukan pada 2003. Defisit yang dapat dipertahankan di level rendah dan didukung oleh pembiayaan yang bersifat jangka panjang dapat menjaga beban utang tetap rendah sehingga mengurangi kebutuhan dan risiko pembiayaan.
Di sisi moneter, Bank Indonesia telah menunjukkan rekam jejak dalam memprioritaskan stabilitas makroekonomi. Penerapan kebijakan nilai tukar fleksibel dan koordinasi kebijakan yang lebih efektif antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dinilai mampu menjaga inflasi di level yang cukup rendah dan stabil.
Analis Mirae Sekuritas Christine Natasya menambahkan investor cenderung menyimak perkembang utang Indonesia dan perbaikan jangka panjang terhadap ekonomi Indonesia. Perubahan peringkat utang yang disampaikan Moody's tidak punya pengaruh sigfikan terhadap kinerja pasar saham domestik dalam jangka pendek.
"Investor masih melihat gradual improvement, sehingga laporan Moodys tidak dapat menjadi acuan pergerakan IHSG dan investor masih was-was terhadap kemungkinan utang Indonesia karena GDP kita sendiri tidak naik signifikan", ujar Christine.
Pada perdaganagn hari ini, IHSG sempat dibuka menguat 0,19 % ke level 6.322,94. Namun, pada penutupan perdagangan sesi I IHSG terkoreksi 0,03% ke level 6.308, 933 poin. Rilis Moodys tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja IHSG.
Perdagangan berlangsung sepi denga nilai transaksi Rp 2,8 triliun, ditransaksikan 175, 537 kali dengan volume transaksi Rp 4.95 juta. Adapun, 156 saham naik, 151 saham turun ,dan 134 saham tidak berubah.
(hps/hps) Next Article Moody's Bakal Downgrade Peringkat Boeing?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular