
Harga Khusus Batu Bara Berlaku, Pendapatan PTBA Turun 25%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 April 2018 20:27

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengakui penerapan harga khusus batu bara akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Kebijakan ini akan membuat pendapatan PTBA turun 25% namun penurunan ini akan dikompensasi dari penjualan batu bara kalori tinggi.
"Hingga kuartal pertama tahun ini perusahaan masih belum melihat dampak penurunan (pendapatan) nanti kita lihat. Tapi secara tahunan memang akan terjadi penurunan pendapatan sebesar 25% dari aturan tersebut," ujar Direktur utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (11/4).
Untuk mengantisipasi pendapatan yang menurun, perusahaan sudah memiliki rencana untuk kembali memproduksi batu bara high calorie yang ditujukan untuk pasar ekspor. Ditargetkan tahun ini produksi batu bara jenis ini maksimal sebanyak tiga juta ton.
Beberapa waktu lalu, dia menyebutkan beberapa negara sudah mengantri untuk membeli produk ini seperti Jepang, Taiwan, India dan Malaysia.
Sementara itu, tahun ini perusahaan juga menargetkan penjualan batu bara menjadi sebesar 25,88 juta ton dengan proporsi 53% atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47% atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor.
Kenaikan target penjualan ini diikuti dengan kenaikan target produksi batubara. Perusahaan menargetkan produksi batubara sebesar 25,54 juta ton atau naik 17% dari tahun sebelumnya sebesar 21,92 juta ton.
Insentif Tambahan Produksi 10%
Perusahaan juga mempertimbangkan untuk mengajukan penambahan produksi sebesar 10% seperti yang disampaikan oleh Kementerian ESDM jika perusahaan sudah memenuhi aturan khusus batu bara sebesar 25%.
Arviyan mengatakan bukan tidak mungkin jika perusahaan akan menaikkan produksinya hingga 28,09 juta ton di tahun ini dengan adanya insentif tersebut. Namun dia menilai bahwa peningkatan peroduksi tersebut akan terkendala oleh kapasitas pengangkutan.
"Kita masih lihat (kapasitas) pengangkutan, kalau kemungkinan peningkatannya terbuka dari PT KAI kalau bisa diangkut berarti masih ada dan bisa ditambah produksinya," kata dia.
(roy/roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30
"Hingga kuartal pertama tahun ini perusahaan masih belum melihat dampak penurunan (pendapatan) nanti kita lihat. Tapi secara tahunan memang akan terjadi penurunan pendapatan sebesar 25% dari aturan tersebut," ujar Direktur utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (11/4).
Sementara itu, tahun ini perusahaan juga menargetkan penjualan batu bara menjadi sebesar 25,88 juta ton dengan proporsi 53% atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47% atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor.
Kenaikan target penjualan ini diikuti dengan kenaikan target produksi batubara. Perusahaan menargetkan produksi batubara sebesar 25,54 juta ton atau naik 17% dari tahun sebelumnya sebesar 21,92 juta ton.
Insentif Tambahan Produksi 10%
Perusahaan juga mempertimbangkan untuk mengajukan penambahan produksi sebesar 10% seperti yang disampaikan oleh Kementerian ESDM jika perusahaan sudah memenuhi aturan khusus batu bara sebesar 25%.
Arviyan mengatakan bukan tidak mungkin jika perusahaan akan menaikkan produksinya hingga 28,09 juta ton di tahun ini dengan adanya insentif tersebut. Namun dia menilai bahwa peningkatan peroduksi tersebut akan terkendala oleh kapasitas pengangkutan.
"Kita masih lihat (kapasitas) pengangkutan, kalau kemungkinan peningkatannya terbuka dari PT KAI kalau bisa diangkut berarti masih ada dan bisa ditambah produksinya," kata dia.
(roy/roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular