Star Energy akan Sumbang Pendapatan Signifikan Buat Barito

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
11 April 2018 14:03
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui pengambilalihan 66,67% saham, dengan demikian perseroan menjadi pihak pengendalai Star Energy.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Barito Pacific Tbk (BRTP) akhirnya tuntas menyelesaikan proses akuisisi Star Energy Group Holding Pte Ltd atau senilai US$ 755 Juta (Rp 10,38 triliun). Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui pengambilalihan 66,67% saham, dengan demikian perseroan menjadi pihak pengendalai Star Energy.

Setelah akuisisi tersebut, Barito Pacific tidak lagi mengandalkan pendapatan dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebagai sumber utama pemasukan perseroa. Manajemen memperkirakan pendapatan yang diterima dari Star Energy setara dengan pendapatan yang diterima dari Chandar Asri.

Berdasarkan laporan keuangan Chandra Astri pendapatan perseroan pada 2015 tercatat US$ 2,41 miliar atau Rp 33,13 triliun. Nilai kontribusii Star Energy diperkirakan sama.

"Kalau dari segi EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization), itu akan seimbang dengan Chandra Asri", ujar Agus Salim Pangestu, Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk di Wisma Barito Pacific, Rabu (11/4/2018).

Setiap tahun, Star Energy memproduksi listrik dengan kapasitas 875 Megawatt (MW) setiap tahun. Akuisisi terhadap Star Energy juga membantu perseroan dalam menurunkan cost produksi BRPT dengan penggabungan aset antara kedua belah pihak.

Namun, untuk mendapatkan hasil valuasi penuh dari Star Energy, BRTP masih membutuhkan waktu hingga dua tahun mendatang mengingat Star Energy juga baru membeli tiga aset Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik Chevron.

Saat ini BRPT sedang berfokus untuk menyelesaikan management fee, drilling program hingga perekrutan sekitar 800 karyawan baru dengan akuisisi tersebut. "Kami kan akuisisi perusahaan yang juga baru beli perusahaan (Chevron), jadi untuk full valuation butuh waktu setidaknya sekitar 2 tahun kedepan. Lalu dulu kan Chevron ada management fee ke Amerika Serikat (AS) sekarang kan ke Star Energy, jadi itu yang sedang kami bahas saat ini", tambah Agus.

Saat ini, BRPT baru saja melakukan road show dalam penerbitan saham baru (right issue) ke berbagai negara serta dalam negeri. Hingga saat ini, perseroan belum mau memberikan pernyataan terkait pembeli saham right issue tersebut.

Namun, nilai nominal right issue yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) tersebut senilai Rrp 500/saham dengan melepas sebanyak-banyaknya 5,6 miliar saham baru.

Pada perdagangan siang ini, harga saham Barito Pacific naik 2,07% menjadi Rp 2.460/saham.
(hps) Next Article Prajogo Pangestu Konsolidasikan Star Energy ke Barito Pacific

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular