Perdana Karya Perkasa: Kenaikan Saham Kami Tak Beralasan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 April 2018 16:47
Tahun ini manajemen PT Perdana Karya Perkasa Tbk menargetkan pendapatan Rp 24 miliar dan mencetak laba bersih.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) mengakui hingga saat ini belum memiliki rencana aksi korporasi dan tak mengetahui penyebab harga sahamnya naik signifikan. Meski demikian, tahun ini perusahaan bertekad untuk mengantongi pendapatan sebesar Rp 24 miliar dan membukukan laba bersih.

Direktur dan Corporate Secretary Perdana Karya Perkasa Untung Haryono mengatakan pendapatan di tahun ini akan disumbangkan oleh empat tender yang sedang diikutinya. Perusahaan optimis akan menggaet dua dari empat tender ini di akhir April atau awal mei Mendatang.

"Target tahun ini pendapatan Rp 24 miliar, dari 2017 bisa meningkat 100% jadi harapannya sudah membukukan laba," kata Untung dalam public expose di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/4).

Target kontrak perusahaan di tahun ini menargetkan dua kontrak yang bernilai total sebesar Rp 57 miliar. Sementara saat ini perusahaan masih mengerjakan kontrak eksisting yang diperoleh perusahaan di 2016 yang diperkirakan akan selesai pada awal 2019.

Untuk pengerjaan kontrak tersebut, dengan asumsi memperoleh dua kontrak tersebut perusahaan harus mempersiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 5%-10% dari total nilai kontrak.

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini masih mengehentikan perdagangan saham perusahaan (suspensi) karena kenaikan harga saham yang signifikan. Sebelumnya saham perusahaan masuk dalam kategori saham yang pergerakannya di luar kebiasaan pada 27 Maret 2018 lalu.

Namun, tak lama pada perdagangan 2 April saham perusahaan terpaksa diberlakukan suspensi pada perdagangan hari ini tersebut. Namun karena terus bergerak naik, BEI kembali melakukan suspend pada perdagangan 5 April lalu hingga pengumuman bursa lebih lanjut.

Di awal tahun lalu saham perusahaan masih berada di harga Rp 63 per saham. Namun harga perusahaan mulai bergerak naik sejak 23 Maret 2018 hingga ditutup pada perdagangan 4 April lalu di harga Rp 282 per saham. Artinya, sejak awal tahun saham perusahaan sudah mengalami kenaikan sebesar 320,90%.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular