
Sempat Terkoreksi 2%, Pagi Ini Harga Minyak Menguat Tipis
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
09 April 2018 09:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak global menguat tipis pada pagi ini (9/4/2018) setelah terkoreksi di kisaran 2% pada hari Jumat akibat meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Hingga pukul 08.51 WIB, harga minyak light sweet kontrak pengiriman Mei 2018 naik 0,21% ke US$62,19/barel, sementara Brent kontrak pengiriman Juni 2018 juga menguat 0,27% ke US$ 67,29/barel.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, light sweet melemah hingga 2,33% ke US$62,06/barel, sementara brent anjlok 1,78% ke US$67,11/barel. Kembali memanasnya isu perang dagang antara China dan AS mewarnai perdagangan menjelang akhir pekan. Pada Jumat lalu sekitar pukul 06:00 WIB, Trump memerintahkan United States Trade Representative (USTR) untuk mengkaji kemungkinan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 100 miliar.
Trump menyatakan opsi tersebut diambil sebagai respon dari aksi balasan China yang sebelumnya telah mengumumkan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 50 miliar. Total, ada 106 produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk kedelai, mobil, pesawat terbang, dan wiski.
Perintah Trump kepada USTR tersebut lantas membuka babak baru dari perselisihan antar dua raksasa ekonomi dunia tersebut dalam hal perdagangan. Padahal, sebelumnya tensi sudah mereda pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.
China pun berang. Kementerian Perdagangan China merilis pernyataan bahwa Negeri Tirai Bambu siap melakukan perang dagang dengan Negeri Adidaya.
"Jika AS mengabaikan perlawanan dari China dan komunitas internasional, serta bersikukuh untuk melanjutkan unilateralisme dan proteksionisme perdagangan, maka China akan menghadapi mereka sampai akhir. Berapa pun harganya," tegas pernyataan Kementerian Perdagangan China.
Hingga pukul 08.51 WIB, harga minyak light sweet kontrak pengiriman Mei 2018 naik 0,21% ke US$62,19/barel, sementara Brent kontrak pengiriman Juni 2018 juga menguat 0,27% ke US$ 67,29/barel.
![]() |
Trump menyatakan opsi tersebut diambil sebagai respon dari aksi balasan China yang sebelumnya telah mengumumkan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 50 miliar. Total, ada 106 produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk kedelai, mobil, pesawat terbang, dan wiski.
Perintah Trump kepada USTR tersebut lantas membuka babak baru dari perselisihan antar dua raksasa ekonomi dunia tersebut dalam hal perdagangan. Padahal, sebelumnya tensi sudah mereda pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.
China pun berang. Kementerian Perdagangan China merilis pernyataan bahwa Negeri Tirai Bambu siap melakukan perang dagang dengan Negeri Adidaya.
"Jika AS mengabaikan perlawanan dari China dan komunitas internasional, serta bersikukuh untuk melanjutkan unilateralisme dan proteksionisme perdagangan, maka China akan menghadapi mereka sampai akhir. Berapa pun harganya," tegas pernyataan Kementerian Perdagangan China.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular