
Sempat Terkoreksi 2%, Pagi Ini Harga Minyak Menguat Tipis
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
09 April 2018 09:47

Perkembangan perang dagang ini lantas menimbulkan kekhawatiran bagi investor. Harga minyak pun kena imbasnya, seiring meningkatnya risiko menurunnya si emas hitam di pasar global, terutama impor minyak mentah AS oleh China. Sebagai catatan, Negeri Tirai Bambu merupakan salah satu importir utama minyak mentah AS.
"Terdapat risiko bagi harga minyak bahwa China dapat menggunakan opsi "bazooka" yang dimiliki terhadap ekspor minyak mentah AS. China merupakan importir utama (setelah Kanada) dari minyak mentah AS, menyentuh angka 400.000 barel per hari.", seperti dikutip dari Petromatrix.
Selain perang dagang, tekanan bagi harga minyak di akhir pekan datang dari meningkatnya aktivitas pengeboran minyak di AS. Selama sepekan hingga 6 April, kilang minyak aktif di AS bertambah 11 unit, sehingga total kilang minyak aktif di Negeri Paman Sam saat ini berjumlah 808, angka tertinggi sejak Maret 2015.
Penguatan tipis harga minyak pada hari ini dipicu oleh beberapa sentimen positif. Pertama, masih kuatnya permintaan si emas hitam. Hal itu diindikasikan dari ekspor minyak mentah AS yang melonjak tinggi menjadi 2,175 juta barel/hari, atau lebih dari 15 juta barel dalam seminggu. Catatan tersebut merupakan rekor baru di sepanjang sejarah AS.
Kedua, Arab Saudi untuk menaikkan harga jual minyaknya sebesar 10 sen dolar AS per barel di Asia. Kenaikan harga minyak Arab Saudi akan mempengaruhi harga minyak dunia karena status Negeri Padang Pasir sebagai salah satu eksportir minyak utama.
Ketiga, munculnya klaim pemberontak Suriah atas serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Bashar Assad berpeluang mengundang campur tangan militer AS secara sepihak ke wilayah konflik tersebut. Intervensi AS akan membuat krisis kian meruncing karena Rusia jauh-jauh hari telah mengancam akan membalas serangan NATO yang mengancam posisi pasukannya di Suriah.
Serangan AS juga bisa memicu aksi balasan oleh kubu pendukung pemerintahan Bashar seperti Hizbullah, sehingga meningkatkan eskalasi krisis dan mengancam pasokan minyak dunia. Akibatnya, harga energi utama dunia bisa naik dalam jangka pendek karena faktor psikologis. (roy/roy)
"Terdapat risiko bagi harga minyak bahwa China dapat menggunakan opsi "bazooka" yang dimiliki terhadap ekspor minyak mentah AS. China merupakan importir utama (setelah Kanada) dari minyak mentah AS, menyentuh angka 400.000 barel per hari.", seperti dikutip dari Petromatrix.
Selain perang dagang, tekanan bagi harga minyak di akhir pekan datang dari meningkatnya aktivitas pengeboran minyak di AS. Selama sepekan hingga 6 April, kilang minyak aktif di AS bertambah 11 unit, sehingga total kilang minyak aktif di Negeri Paman Sam saat ini berjumlah 808, angka tertinggi sejak Maret 2015.
Kedua, Arab Saudi untuk menaikkan harga jual minyaknya sebesar 10 sen dolar AS per barel di Asia. Kenaikan harga minyak Arab Saudi akan mempengaruhi harga minyak dunia karena status Negeri Padang Pasir sebagai salah satu eksportir minyak utama.
Ketiga, munculnya klaim pemberontak Suriah atas serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Bashar Assad berpeluang mengundang campur tangan militer AS secara sepihak ke wilayah konflik tersebut. Intervensi AS akan membuat krisis kian meruncing karena Rusia jauh-jauh hari telah mengancam akan membalas serangan NATO yang mengancam posisi pasukannya di Suriah.
Serangan AS juga bisa memicu aksi balasan oleh kubu pendukung pemerintahan Bashar seperti Hizbullah, sehingga meningkatkan eskalasi krisis dan mengancam pasokan minyak dunia. Akibatnya, harga energi utama dunia bisa naik dalam jangka pendek karena faktor psikologis. (roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular