Lagi, Perang Dagang Picu Koreksi Wall Street Lebih dari 2%

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
07 April 2018 06:38
Untuk mengkaji kemungkinan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 100 miliar produk impor asal China menjadi bara penyulut.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja indeks bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, berguguran pada perdagangan hari terakhir pekan ini karena kekhawatiran terhadap perang dagang kembali meningkat. Kali ini, perintah Presiden AS Donald Trump kepada United States Trade Representative (USTR) untuk mengkaji kemungkinan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 100 miliar produk impor asal China, menjadi bara penyulut.

Indeks Dow Jones terkoreksi 2,3% ke level 23.932,76, indeks S&P 500 turun 2,2% ke level 2,2% ke level 2.604,47 dan indeks Nasdaq turun 2,3% ke level 6.915,11.

Investor tampaknya semakin bingung dengan respons AS dan China dalam menyikapi ketegangan antar kedua pihak terkait pengenaan tarif impor terhadap produk-produk kedua negara dan masing-masing masih saling bersikeras.

Strategist Portofolio dari Ventura Wealth Managament Tom Cahill mengatakan, pelaku pasar semakin khawatir dengan kemungkinan perang dagang yang akan terjadi antara AS dan China. "Pasar tidak suka ketidakpastian dan sekarang kami punya banyak sekali (ketidakpastian)," kata Chahill seperti dikutip dari AFP.

Alasan Trump memerintahkan USTR adalah sebagai respons dari aksi balasan China yang sebelumnya telah mengumumkan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 50 miliar. Total, ada 106 produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk kedelai, mobil, pesawat terbang, dan wiski.

Perintah Trump kepada USTR tersebut lantas membuka babak baru dari perselisihan antar kedua negara dalam hal perdagangan. Padahal, sebelumnya tensi sudah mereda pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.

Pelemahan indeks di Wall Street dipicu oleh kejatuhan harga saham perusahaan raksasa seperti saham Boeing dan Caterpillar yan anjlok masing-masing lebih dari 3%. Demikian pula dengan saham Amazon turun 3,2%, Apple turun 2,6% dan Netflix turun 1,7%.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menambah tensi dengan pernyataannya yang mengataka kemungkinan perang dengan China.

Chief Investment Strategist Brown Brothers Harriman, Scott Clemons mengatakan, "Jika hal ini banyak mengarah ke tarif, ini akan merugikan bagi ekonomi."

Laju koreksi Wall Street juga dipengaruhi oleh laporan Departemen Tenaga Kerja yang merilis tambahan sebanyak 103.000 lapangan pekerjaan pada Maret. Angka tersebut jauh di bawah konsensus Reuters yang diperkirakan mencapai 193.000 lapangan pekerjaan.

Secara keseluruhan, berikut ini kinerja bursa saham utama di seluruh dunia dan harga komoditas hingga Jumat (6/4/2018) :
  • Indeks Dow Jones koreksi 2,3% ke level 23.932,76
  • Indeks S&P 500 turun 2,2% ke level 2.604,47
  • Indeks Nasdaq melemah 2,3% ke level 6.915,11
  • Indeks FTSE 100 koreksi 0,2% ke level 7.183,64  
  • Indeks DAX 30 turun 0,5% ke level 12.241,27
  • Indeks CAC 40 turun 0,4% ke level 5.258,24
  • Indeks Nikkei 225 koreksi 0,36% ke level 21.567,52
  • Indeks Hang Seng menguat 1,11% ke level 29,833.31
  • Harga Minyak Brent North Sea turun $1,22 menjadi $67.11 per barrel
  • Harga Minyak WTI turun $1,48 menjadi  $62.06 per barrel

(hps/hps) Next Article Perang Dagang Kembali Memanas, Dow Jones Berpotensi Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular