Perang Dagang Kembali Memanas, Dow Jones Berpotensi Anjlok

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 April 2018 15:45
Pada perdagangan hari ini (6/4/2018), tiga indeks utama bursa saham AS yaitu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq berpotensi dibuka melemah.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan Wall Street sepertinya tak akan berlangsung lama. Pada perdagangan hari ini (6/4/2018), tiga indeks utama bursa saham AS yaitu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq berpotensi dibuka melemah.

Hal ini terlihat dari kontrak futures ketiga indeks tersebut yang saat ini terjebak di zona merah: kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan penurunan 238 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing diimplikasikan turun sebesar 22,49 poin dan 62,09 poin.

Adalah kembali memanasnya isu perang dagang yang mendorong Wall Street untuk dibuka di teritori negatif. Pada sekitar pukul 06:00 WIB hari ini (6/4/2018), Trump memerintahkan United States Trade Representative (USTR) untuk mengkaji kemungkinan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 100 miliar produk impor asal China .

Trump menyatakan opsi tersebut diambil sebagai respon dari aksi balasan China yang sebelumnya telah mengumumkan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 50 miliar. Total, ada 106 produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk kedelai, mobil, pesawat terbang, dan wiski.

Perintah Trump kepada USTR tersebut lantas membuka babak baru dari perselisihan antar kedua negara dalam hal perdagangan. Padahal, sebelumnya tensi sudah mereda pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.

Beberapa bursa saham Asia pun berada dalam tekanan pada perdagangan hari ini dan berpotensi menjalar ke AS: indeks Nikkei terkoreksi 0,36%, indeks Kospi terkoreksi 0,33%, dan indeks KLCI (Malaysia) terkoreksi 0,22%. Sementara itu, IHSG melemah tipis 0,06% ke level 6.179,38 poin.

Rilis Data Tenaga Kerja
Sentimen bagi Wall Street juga akan datang dari rilis data tenaga kerja. Pada malam ini pukul 19:30, pemerintahan AS dijadwalkan merilis data penciptaan lapangan kerja non-pertanian periode Maret 2018. Konsensus yang dihimpun oleh Reuters memperkirakan Negeri Paman Sam menciptakan sebanyak 193.00 lapangan kerja diluar sektor pertanian sepanjang bulan lalu.

Kemudian, pada waktu yang bersamaan pemerintahan AS juga dijadwalkan merilis data tingkat pengangguran per akhir Maret, dimana pelaku pasar memperkirakan akan ada penurunan tingkat pengangguran menjadi 4%, dari yang sebelumnya 4,1%.

Dalam proyeksi ekonominya yang dirilis pasca pertemuan bulan lalu, the Federal Reserve menaikkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,7%, dari yang sebelumnya 2,5%. Sementara untuk tahun 2019, targetnya dinaikkan 0,3% menjadi 2,4%, dari yang sebelumnya 2,1%.

Jika data tenaga kerja AS nantinya menggembirakan, maka target dari the Fed besar kemungkinan akan tercapai sehingga terdapat pintu bagi sang bank sentral untuk melakukan normalisasi secara lebih agresif dari yang direncanakan. Akibatnya, Wall Street berpotensi mengakhiri pekan ini di zona merah.
(hps/hps) Next Article Trio Inflasi-Resesi-Fed Biang Kerok, Wall Street Kebakaran!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular