
ECB: Perang Dagang 'Merusak' Perekonomian Global
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
06 April 2018 19:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota inti Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menyatakan perang dagang akan berdampak "merusak" untuk seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat (AS).
Benoit Coeure, Anggota Dewan Eksekutif ECB, memperingatkan retorika perdagangan yang sedang terjadi akan meningkatkan dan memprovokasi beberapa kejutan di perekonomian global.
"Jika tindakan ini menyebabkan perang dagang pecah, maka ada potensi konsekuensi yang cukup merusak pertumbuhan dan lapangan kerja secara global, termasuk di AS," kata Benoit.
Saat berbicara dengan CNBC Internasional di sela-sela acara European House Ambrosetti Forum di Italia pada hari Jumat (6/4/2018). Ia berkata tidak yakin apakah dunia sudah berada di dalam perang dagang.
"Jika memungkinkan, jika kami bisa menghindari keinginan untuk berperang [semantic bellicose] dan kembali ke diskusi yang beralasan, itu akan membantu kepercayaan diri perekonomian," katanya.
Turun 1%
Dampak lain dari perang dagang tersebut, akan membuat produksi perekonomian dunia bisa turun setidaknya 1% dalam setahun. "Menurut simulasi staf ECB, perdagangan barang dunia bisa turun hingga 3% di tahun pertama setelah perubahan tarif dan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 1%," kata Benoit Coeure dalam pidato di Cernobbio, Italia.
Sejumlah ekonom ECB membuat model sebuah skenario di mana AS menaikkan tarif untuk semua barang impor sebesar 10% dan mitra dagangnya memberi respon serupa. "Skenario seperti itu akan memiliki dampak buruk yang signifikan di perekonomian global, termasuk khususnya, di negara yang pertama kali menaikkan tarif," kata Coeure menurut transkrip yang disediakan oleh ECB dan dilansir oleh AFP.
PDB AS akan menjadi 2,5% lebih rendah setelah satu tahun jika tidak ada tarif baru yang diumumkan, menurut penemuan ECB. Sebagai catatan, perekonomian AS turun hampir 2,8% di tahun 2009 selama krisis ekonomi global.
(hps) Next Article AS-UE 'Berdamai', Bursa Eropa Ditutup Menguat
Benoit Coeure, Anggota Dewan Eksekutif ECB, memperingatkan retorika perdagangan yang sedang terjadi akan meningkatkan dan memprovokasi beberapa kejutan di perekonomian global.
"Jika tindakan ini menyebabkan perang dagang pecah, maka ada potensi konsekuensi yang cukup merusak pertumbuhan dan lapangan kerja secara global, termasuk di AS," kata Benoit.
"Jika memungkinkan, jika kami bisa menghindari keinginan untuk berperang [semantic bellicose] dan kembali ke diskusi yang beralasan, itu akan membantu kepercayaan diri perekonomian," katanya.
Turun 1%
Dampak lain dari perang dagang tersebut, akan membuat produksi perekonomian dunia bisa turun setidaknya 1% dalam setahun. "Menurut simulasi staf ECB, perdagangan barang dunia bisa turun hingga 3% di tahun pertama setelah perubahan tarif dan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 1%," kata Benoit Coeure dalam pidato di Cernobbio, Italia.
Sejumlah ekonom ECB membuat model sebuah skenario di mana AS menaikkan tarif untuk semua barang impor sebesar 10% dan mitra dagangnya memberi respon serupa. "Skenario seperti itu akan memiliki dampak buruk yang signifikan di perekonomian global, termasuk khususnya, di negara yang pertama kali menaikkan tarif," kata Coeure menurut transkrip yang disediakan oleh ECB dan dilansir oleh AFP.
PDB AS akan menjadi 2,5% lebih rendah setelah satu tahun jika tidak ada tarif baru yang diumumkan, menurut penemuan ECB. Sebagai catatan, perekonomian AS turun hampir 2,8% di tahun 2009 selama krisis ekonomi global.
(hps) Next Article AS-UE 'Berdamai', Bursa Eropa Ditutup Menguat
Most Popular