Isu Perang Dagang China-AS Tak Perlu Ditanggapi Berlebihan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 April 2018 15:00
Indeks S&P 500 Tak Pernah Berikan Imbal hasil Negatif Sepanjang April
Foto: REUTERS/Aly Song
Selain potensi perang dagang yang masih jauh, ternyata indeks S&P 500 tak pernah mencatatkan imbal hasil negatif sepanjang bulan April. Indeks S&P 500 memang dapat dikatakan relatif lebih penting dibandingkan dua indeks saham utama AS lainnya yaitu Dow Jones dan Nasdaq, mengingat kapitalisasi pasar dan jumlah emitennya yang lebih besar. Biasanya kenaikan indeks S&P 500 akan memberikan suntikan tenaga bagi bursa saham Benua Kuning, termasuk Indonesia di dalamnya.

Secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir (2013-2017), indeks S&P 500 memberikan imbal hasil sebesar 0,89% secara month-over-month (MoM) pada bulan April. Bahkan, riset dari Jefferies menunjukkan bahwa ketika imbal hasil indeks S&P 500 pada bulan Maret adalah negatif, rata-rata imbal hasil pada bulan April mencapai hampir 2% MoM. Kebetulan, indeks S&P 500 terkoreksi hingga 2,69% MoM pada bulan lalu, dimana ini merupakan koreksi bulanan terbesar sejak April 2001 silam.

Adalah rilis laporan keuangan atau earnings season kuartal 1 yang seringkali memberi sokongan energi bagi indeks S&P 500. Earnings season kuartal 1 akan dimulai pada tanggal 13 April waktu setempat, diisi oleh nama-nama besar seperti J.P. Morgan Chase, Wells Fargo dan Citigroup.

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan rata-rata pertumbuhan laba emiten di Wall Street mencapai 18,4% YoY, tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, salah satunya didorong oleh stimulus pengurangan pajak korporasi yang disahkan pada akhir tahun lalu.

(hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular